Mereka bertatapan mata sekilas. “Jika ada apa-apa, jangan segan bilang padaku, Osa.” Erick berpesan saat Papa Handy dan Osara berpamitan. Perempuan hamil itu diam saja, tidak merespon ucapannya. Mengangguk saja pun tidak. Sungguh jadi trenyuh, seperti tidak habis-habis rasa bersalah dan sesalnya. Seperti enggan melepas tangan lembut yang sedang menyalami. Dalam pandangannya sekarang, perempuan berperut buncit itu demikian rapuh, kurus dan pucat. Jauh beda waktu pertama dilihatnya saat dibawa Rasyid di Fuji kala itu. Tampak sehat, cerah dengan wajah berbinar walau sedang dalam tekanan dan ketakutan. Belum lagi, wajah itu sangat cekung dan badannya tampak kurus! Padahal, kesedihan ini belum ada satu minggu! Sebab setelah itu, Erick tidak pernah bertemu lagi meski sudah pindah dan tinggal di perumahan Surabaya. Hanya almarhum sendirian yang datang berkunjung sebab masalah kerja sama di jual beli perhiasan. Juga sesekali janji temu di luar yang Osara tetap saja tidak pernah dibawa
Huling Na-update : 2025-05-01 Magbasa pa