“Mir, mengambil peluang baik yang ditawarkan orang tuh mang tidak salah. Tetapi, kenapa mesti di hotelnya Azlan? Gak enak, gak nyaman juga sama orangnya. Hotel lain saja gimana?” tanya Dimas lembut dan pelan, tidak ingin Amira salah pemahaman.   “Mas, hotel lain yang mana lagi? Rasyid sudah … King … Queen …Palace … mana lagi? Banyak lagi sih, tapi aku tidak mau jika jauh dari DaOsa galeri. Mas Dimas nanti telat. Bukan telat pergi kerja, telat pulangnya juga. Aku gak suka suamiku pulangnya telat sebab macet dan jauh.” Amira tersenyum lebar.  Dirinya gagal interview oleh suami sendiri waktu itu. Jadilah dia Ibu Rumah Tangga sejati di negeri ini hingga kini.   “Lagipula ini hadiah saja, Mas Dimas. Bang Azlan tuh orangnya memang rada-rada, tetapi dia ngasihnya gak akan diungkit-ungkit. Sepasang cincin berlian kemarin, dia juga gak ungkit.” Amira kukuh dengan keinginannya. Dimas merasa kurang suka dengan pujian Amira pada lelaki lain. Apalagi menyebut apa yang pernah diberi oleh lelaki 
 Last Updated : 2025-08-05
Last Updated : 2025-08-05