Setelah kremasi selesai, abu jenazah ayah Daniel perlahan dilarung ke aliran sungai yang tenang di halaman belakang rumah duka. Daniel berdiri tegap, matanya merah dan sembab, menatap abu yang terbang terbawa arus air. Naura berdiri di sampingnya, tubuhnya kaku, napasnya berat menahan kegelisahan yang berputar dalam dada. Ia menatap ke bawah, menghindari tatapan Daniel yang sesekali menoleh ke arahnya. Meski sudah resmi menjadi istri Liam, Naura merasa seperti bayangan asing di sisi Daniel, lelaki yang sejak kecil ia kenal dan pernah ia sayangi. Kenangan lama dan ikatan masa lalu itu menusuk hatinya, membuatnya merasa tak pantas berada di sana. Detik demi detik berlalu dengan sunyi, hanya suara gemericik air yang menyatu dengan isak tangis yang tertahan. Malam merayap, Naura masih bertahan di sana, duduk di bangku kayu yang menghadap sungai. Ponselnya tiba-tiba bergetar. Ia mengangkatnya dengan tangan gemetar. Suara Liam terdengar dari seberang, tenang namun tegas, "Apa
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-08-15 อ่านเพิ่มเติม