Keesokan paginya, Liam kembali muntah darah. "Tuan, saya akan memanggil dokter agar menyuntikkan penawarnya." ujar Dylan seraya mengambil ponsel yang ada disaku celananya. Saat telepon baru terhubung, Liam berkata, "Nggak perlu menelpon dokter. Sepertinya nyawaku sekarang nggak begitu berharga." Dylan buru-buru mengakhiri panggilan telepon, lalu ia menatap wajah putus asa atasannya. "Tuan ... " Liam mengibaskan tangannya, seolah-olah menyuruh Dylan segera pergi meninggalkan kamarnya. Melihat Dylan yang masih mematung, tidak segera keluar dari kamar. Liam berkata lagi, "Keluarlah!! Aku lelah, aku mau tidur dulu!" "Baiklah, saya ijin keluar," sahut Dylan yang tidak memiliki pilihan lain, selain menyetujui permintaan dari Liam. Liam memejamkan matanya, bayang-bayang Naura berkata pada Steven, jika dia masih mencintai Daniel masih terngiang-ngiang didalam otaknya. Ntah kenapa ia merasa tidak rela, jika istrinya itu mencintai pria lain. Bahkan ada rasa sakit didalam lub
Terakhir Diperbarui : 2025-09-09 Baca selengkapnya