"Katakan padaku!" erangan Nayla sudah sangat marah. "Wah, wah, wah. Apa kau marah karena aku datang menangkapmu lagi?" Enna bermain dengan jarinya. Lalu, tatapannya menjadi tajam, "Atau karena kekasihmu menghilang." Kepalanya tangan Nayla bersimpuh darah akibat lecet yang kian parah ketika mendengar kalimat terakhir, "Bedebah kau, Enna." Enna tertawa lagi, "Suamimu itu ... bukan urusanku." Nayla tidak ingin terpancing sehingga dia sebisa mungkin meredakan getaran di tangannya jika tidak tangan dan kakinya bisa terputus. Tenaganya berkurang tanpa mengurangi niat buruk pada Enna. "Tidak mau menjawab?" Senyum keji di bibir Enna hilang tidak suka mendengar kata itu, "Kau diamlah di sini sampai membusuk. Tidak akan ada yang menolongmu." Belum selesai Enna berbicara, Nayla tersenyum pahit, "Jadi kau benar-benar datang untuk membalas dendam. Aku salah, kupikir setelah menjebloskanmu ke penjara semua akan damai, tapi aku salah langkah. Seharusnya aku membiarkanmu diamuk massa dan menye
Last Updated : 2025-09-08 Read more