Sibuk menggaruk tengkuknya, Nayla menyuruh Vira agar jangan tertawa terlalu keras. Entah mengapa dia yang malu. "Ssttt, udah, dong, jangan ketawa. Eee, ngomong-ngomong makasih banyak sekali lagi, ya, udah selalu bantuin aku pas terpuruk padahal aku keras kepala. Hehe, kamu pasti kualahan banget kemarin-kemarin." "Jelas, lah, ngebunuk kamu itu kayak ngebujuk pohon tau. Tanya aja Gilang kalau nggak percaya. Dia itu bahkan paniknya bukan kaleng-kaleng. Dia mau balas si Enna pas kamu baru keluar dari hutan." Vira mengesampingkan hadiah Nayla. Nayla membekap mulutnya, "Ya Tuhan, kenapa aku lupa bagian itu? Sekarang dia ada di rumah nggak, ya?" Vira menimang sebentar, "Kayaknya iya. Palingan masih tidur." "Kamu tau banget soal, tuh, anak." Nayla sesekali menggoda anaknya Vira. "Habisnya pas kamu gila dia dekatnya sama aku. Kamu tau? Kita sampai menyabotase toko roti Verlin pakai kamera tau supaya tau di mana lokasi kamu sama Shaka. Kita bahkan lebih niat dari polisi, tapi dengan dukun
Last Updated : 2025-10-18 Read more