Inara menatap ayahnya dengan kening mengerut, butuh jawaban, tetapi pria itu menunduk tanpa mengatakan apa pun. Sesekali, hanya menelan ludahnya yang terasa keras lewat kerongkongan. Tak mendapat jawaban, Inara beralih menatap ibunya, Rafiq, lalu ke Rafa. Berharap, salah satu dari mereka segera membuka suara. Akan tetapi, tidak satu pun yang menjawab, seolah-olah memang berniat menyembunyikan masalah ini darinya. Inara lalu mengambil lembaran foto lagi. Kali ini, di kertas tersebut ayahnya tidak hanya bersama seorang wanita, tetapi juga dengan bocah perempuan. “Anak ini ... kira-kira seumuran Alma. Siapa dia? Seingatku, tidak ada keluarga yang memiliki anak seumuran Alma? Atau, mungkin ada yang tidak kuketahui selama 6 tahun ini?” Inara mengangkat alisnya. Ia mengira 6 tahun lamanya tidak tinggal di mansion, bisa saja ada hal yang tidak diketahuinya. Namun, lagi-lagi, tak ada satu pun yang menjawab. Bahkan, Rafiq yang tadinya bersuara lantang dengan penuh emosi, kini hanya menun
Last Updated : 2025-06-24 Read more