Ruangan UGD yang tadi ramai mendadak sunyi saat Alma masuk. Tatapannya dingin, penuh wibawa, membuat para perawat yang sebelumnya sibuk berbisik segera terdiam. Satu per satu mereka saling pandang, lalu mundur perlahan keluar ruangan. Mereka tahu, di hadapan mereka kini berdiri dua kakak beradik—yang hubungannya sudah lama retak. Kini, lebih baik mereka memberi kesempatan untuk keduanya bicara. Nadine masih terbaring lemah di ranjang, wajahnya pucat pasi, mata sembab penuh air mata. Ia menoleh, seakan tak percaya melihat Alma berdiri dia sana. “Kak …” suaranya bergetar, parau, namun wajahnya menaruh harapan penuh pada Alma. Alma menatapnya datar, tanpa sedikit pun menampakkan rasa simpati. "Aku tau, Kamu tau persis apa yang terjadi pada Rafael,” ucapnya pelan, tapi tegas. “Dan aku rasa … kita perlu bicara.” Nadine buru-buru meraih tangan Alma, meski tubuhnya gemetar. “Kak, tolong dengar aku. Aku … aku keguguran kak. Kakak nggak tahu bagaimana rasanya. Aku kehilangan anakku, Kak! Ba
Terakhir Diperbarui : 2025-08-19 Baca selengkapnya