Chunying berdiri di tengah keriuhan tenda persembunyian—pedang di tangan kiri, rambut kusut, napas memburu, dan mata menyisir setiap sudut. Pasukannya beradu suara tiarap dan menangkis serangan mendadak. Ia hampir kembali memulihkan formasi, hampir membalikkan serangan pasukan Klan Hei dengan kekompakan mereka.Tubuhnya bergerak cepat, memanfaatkan setiap celah. Tembakan mantra sakti ia tangkis dengan sapuan baja, tombak musuh dipatahkan dengan tendangan bertubi. Ia adalah bayangan perang, lincah dan tajam. Dalam sekejap, beberapa prajurit Klan Hei tumbang oleh pedangnya yang presisi.Namun, saat satu serangan balik datang dari arah Jin He, yang muncul bak bayangan di antara para prajurit membuat Chunying lengah. Untuk sesaat, pandangannya tertuju pada sosok pelayan yang dulu ia percayai. Detik itu pula, pedang Jin He melesat cepat, hampir menembus tulang rusuknya.Pedang berhenti, tertahan oleh besi yang kokoh. Chunying mematung, terkejut, matanya melebar. Pedang itu milik Rai, yang
Last Updated : 2025-07-12 Read more