Bab 80. Penderitaan Farah“Farah, kau dengar aku? Jangan coba-coba buka mulut soal apa yang terjadi di rumah ini!” Suara Hamdan menggelegar di ruang tamu yang sempit, penuh perabotan tua dan bau apek. Tangannya menggenggam lengan Farah erat, membuat wanita itu meringis.Farah, dengan wajah pucat dan rambut kusut, hanya bisa mengangguk lemas. “Aku… aku nggak akan bilang apa-apa, Hamdan. Aku janji,” katanya lirih, suaranya hampir tak terdengar. Matanya yang dulu penuh percaya diri kini redup, dihantui ketakutan.Hamdan, om-om berusia lima puluhan, sahabat ayah Farah yang dulu menolong Farah dan Arman saat mereka susah, kini menatapnya dengan obsesi. Wajahnya keras, matanya penuh hasrat. Ia melepaskan genggamannya dengan kasar. “Bagus. Ingat, Farah, aku cinta mati sama kau. Aku ingin nikahi kau, tapi kalau kau tolak, kau tahu akibatnya. Kau milikku, dan aku bayar mahal untuk ini.” Ia berbalik, meninggalkan Farah yang terduduk di sofa, menahan isak.Ruangan gelap, hanya diterangi lampu ne
Last Updated : 2025-06-15 Read more