"Kenapa? Ada yang marah? Atau sekarang kamu lagi dekat sama yang lain?" tanya Aksa dengan nada kecewa. "Bukan, nggak dekat sama siapan pun. Cuma ya nggak usah dijemput juga. Nanti kan aku bawa motor sendiri, diambil di bengkel." "Dari sini sampai bengkel jauh loh Nad, kalau misalnya jalan lumayan banget itu." "Iya sih, tapi beneran nggak usah Kak." "Lihat nanti deh, btw itu apa? Dari tadi kamu bawa-bawa." "Owh ya Allah ... ini tuh kue buatan mama." "Oh ... mau buat bekal ya." "Bukan, ini mau—Kak Aksa mau? Buat Kakak saja." "Serius nih, buatan Tante Hira pasti enak nih." "Iya, Kak Aksa mau?" tawar perempuan itu begitu saja. Niatnya basa-badi, eh diterima betulan. "Boleh, aku terima dengan senang hati." Nada baru sadar setelah turun, kenapa bertemu dengan Aksa jadi oleng begini. Harusnya tuh kue tadi buat ibu mertuanya. Benar-benar tidak amanah, kalau mama tahu salah-salah bisa dijitak. "Duh ... apalah aku ini, kenapa tadi malah nawarin segala. Tidak apalah, a
Last Updated : 2025-09-26 Read more