Saat senja turun, semua duduk mengelilingi Langit yang sudah tertidur di pelukan Narumi. Senja, Jingga, dan Nataya menyatukan tangan mereka di atas perut masing-masing. “Untuk anak-anak kita,” ucap Jingga. “Untuk masa depan yang kita bangun bersama,” tambah Senja. “Untuk cinta yang terus kami wariskan,” bisik Nataya. Dan di bawah langit jingga, tiga generasi bertemu—satu bayi telah lahir, dua dalam perjalanan, tapi hati mereka sudah saling terkait sejak kini. Selang waktu 5 hari antara kelahiran Senja dan Jingga. Kedua proses kelahiran terjadi saat malam hari, di bawah hujan gerimis dan angin lembut musim berganti Senja adalah yang pertama merasakan kontraksi hebat. Malam itu, sekitar pukul 01.47, dia menahan perutnya yang keras dan bergelombang. Rian, suaminya, panik bukan main. “Astaga… perutnya seperti tsunami, Sayang!” “Bukan tsunami, ini anak kita keluar!”
Terakhir Diperbarui : 2025-06-12 Baca selengkapnya