"Permisi, Mam! Saya menawarkan pamflet produk kami." Si pria melambaikan tangan di depan wajah Ivy, membuat wanita itu terkesiap terkejut, menyadari bahwa dia baru saja menyebut pria ini Daniel."So-sorry, aku tak tertarik." Ivy cepat-cepat berbalik dan masuk ke dalam rumahnya. Ia memegang dadanya yang berdenyut menyakitkan.Daniel di sana, Daniel di situ. Semua tentang Daniel. Di otaknya hanya ada Daniel. Ivy merasa akan gila mencintai seseorang sebesar ini."Lupakan! Lupakan! Please, aku harus melupakannya." Air matanya jatuh deras. Ring! Ring!Tiba-tiba teleponnya berdering nyaring. Ivy segera menerimanya. "Hallo.""Iv, kenapa? Suaramu berubah, kau sakit?" tanya Nicolas cemas."Ti-tidak, hanya kehausan saja, tadi baru nyiram tanaman.""Oh, mandilah, Ayah mengajak kita makan malam di mall. Biar kujemput satu jam lagi.""Tidak usah, aku pergi sendiri saja. Tunggu aku di sana.""Kau yakin?""Ya, aku mandi dulu.""Ok. Bye. Love you.""Bye." Ivy menutup telepon tanpa menbalas kalimat c
Last Updated : 2025-06-16 Read more