Share

Bab 141. Pergi

Penulis: Nafish Grey
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-14 16:59:34

Ivy turun dari mobil, meminta sang sopir untuk pulang tanpa menunggu. Setelah memastikan pria itu pergi, Ivy baru berjalan ke arah taxi yang terparkir di depan pusat perbelanjaan.

"Pak, ke stasiun kereta."

Taxinya segera melaju menuju stasiun.

Senja mulai jatuh di atas atap stasiun yang tua dan berdebu, mengecat langit dengan warna tembaga yang perlahan menggelap. Di antara deretan bangku besi yang dingin, Nicolas berdiri, tangannya terkepal di saku jaket kulitnya yang lusuh oleh perjalanan.

Suara kereta datang dan pergi, disertai hiruk pikuk penumpang yang berlalu-lalang, tapi tak satu pun yang pria itu perhatikan. Tatapannya terpaku pada pintu masuk peron, mengamati setiap langkah, mencari-cari sosok tertentu.

Waktu terasa lambat, menusuk sarafnya seperti jarum tak kasatmata. Sepotong tiket lusuh tergenggam erat di tangan Nicolas, tampak lecek karena keringat pria itu.

Setiap detik membuat dadanya terasa sesak. Ia tahu taruhannya tinggi, lebih dari sekadar pelarian. Ini tentang hara
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mitra Jskarta
ihhh ga seru, masa ivy ga bisa sih ngerasain cinga daniel yg segitu gedenya buat dia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Obsessed with You   Bab 142. Bayangannya

    Ivy kira, lari dari Daniel membuatnya terbebas dari belenggu yang mengungkung kebebasannya. Nyatanya tidak! Tidak! Ivy ... merasa hampa.Cinta memang sesuatu yang ajaib yang membuat orang bisa bertahan di dalam kesulitan. Bersama Nicolas dia mendapat kebebasan, semua yang dia butuhkan, kecuali cinta di hatinya.Ivy tak mengerti dengan hatinya sendiri. Ada yang hilang, yang membuatnya tak bisa fokus melakukan apa pun. Dia juga merindukan Dean. Ternyata sebuah kebebasan tak semanis yang ia kira."Iv, kau dengar apa yang kubilang?" tanya Nicolas sewaktu mereka sedang makan di luar, tepatnya di sebuah taman kota."Hah?! Apa?""Kubilang bagaimana kalau habis ini kita ke pantai?""Oh, boleh." Ivy mengangguk tak bersemangat."Iv, kau tak suka?" Nicolas mendesah sedih."Bukan. Sorry, aku tak fokus tadi.""Kau lelah? Mau pulang saja?" Nicolas tampak khawatir.Ivy nenggeleng kuat. "Tak apa, aku baik-baik saja. Hanya perlu—" Kalimatnya terhenti sewaktu dia melihat sesosok pria di kejauhan. Pria

  • Obsessed with You   Bab 141. Pergi

    Ivy turun dari mobil, meminta sang sopir untuk pulang tanpa menunggu. Setelah memastikan pria itu pergi, Ivy baru berjalan ke arah taxi yang terparkir di depan pusat perbelanjaan."Pak, ke stasiun kereta."Taxinya segera melaju menuju stasiun.Senja mulai jatuh di atas atap stasiun yang tua dan berdebu, mengecat langit dengan warna tembaga yang perlahan menggelap. Di antara deretan bangku besi yang dingin, Nicolas berdiri, tangannya terkepal di saku jaket kulitnya yang lusuh oleh perjalanan.Suara kereta datang dan pergi, disertai hiruk pikuk penumpang yang berlalu-lalang, tapi tak satu pun yang pria itu perhatikan. Tatapannya terpaku pada pintu masuk peron, mengamati setiap langkah, mencari-cari sosok tertentu.Waktu terasa lambat, menusuk sarafnya seperti jarum tak kasatmata. Sepotong tiket lusuh tergenggam erat di tangan Nicolas, tampak lecek karena keringat pria itu.Setiap detik membuat dadanya terasa sesak. Ia tahu taruhannya tinggi, lebih dari sekadar pelarian. Ini tentang hara

  • Obsessed with You   Bab 140. Kejar

    Setelah kemesraan mereka usai. Ivy buru-buru memungut pakaiannya, ia lalu segera mengenakannya kembali. "Aku tunggu di ruang makan. Turunlah setelah membersihkan diri," ucap wanita itu sebelum keluar dari ruangan Daniel.Daniel duduk di kursinya, meraih wine dan mulai minum. Rahangnya berkedut menyakitkan, rasa wine membakar tenggorokannya. "Fuck! Tidak enak," keluhnya. Sinar matahari siang merayap masuk lewat tirai jendela ruang makan, menciptakan garis-garis cahaya yang lembut di atas meja kayu panjang saat Daniel masuk ke sana. Pria itu menarik kursi, duduk dengan tangan bertaut menatap kesibukan Ivy.Ivy menata piring terakhir dengan hati-hati. Sup ayam bening yang mengepul hangat disandingkan dengan mash potato dan lauk favorit Daniel: daging sapi lada hitam yang ditumis dengan potongan paprika merah. Aroma masakan memenuhi ruangan, membungkus suasana dengan kehangatan.Daniel duduk tanpa banyak bicara, menatap hidangan di hadapannya dengan dahi sedikit berkerut. Ivy hanya terse

  • Obsessed with You   Bab 139. Persembahan Terakhir

    Pagi-pagi sekali Ivy sudah bangun. Ia menunggu sampai Jenna membawa Dean padanya. "Di mana Daniel?" tanyanya pada sang pelayan."Di ruangan kantor Nyonya.""Oh, aku ingin menemui Daniel." Bahkan saat berkeliling di dalam mansion saja Ivy harus meminta izin.Ivy sudah mengambil keputusan setelah memikirkan tawaran Nicolas semalaman. Jenna mengangguk mengerti, membawa nyonyanya ke ruangan sang tuan. Tok! Tok!"Tuan! Nyonya Ivy mencarimu.""Masuk!" Suara Daniel terdengar parau.Ivy masuk ke dalam dengan jantung berdetak cepat. Jenna menutup pintu, membiarkan keduanya berbicara secara privasi."Ada apa?" Daniel membelakangi Ivy, menatap ke arah jendela. Kursi tingginya membuat Ivy tak bisa melihat ekspresi sang suami."Aku ingin pergi berbelanja lagi." Kedua tangan wanita itu bertaut cemas, keringat dingin mulai muncul di punggungnya.Daniel tak menjawab, cukup lama, sampai Ivy mengira dia tak mendengar permintaannya dan hendak mengulang ucapan."Bukannya kemarin sudah belanja?" Akhirn

  • Obsessed with You   Bab 138. Tiket

    Ivy menggeleng ketakutan. Jika dia kabur, Amy dan Nicolas akan mati. Ivy mencengkeram tasnya erat-erat."Kenapa? Kau ingin tinggal bersama tukang selingkuh itu? Daniel berbahaya untukmu Iv." Keringat dingin mulai membasahi punggung Nicolas. Belum-belum Ivy sudah menolaknya. "Bukan itu masalahnya. Aku tak bisa ....""Tenang saja Iv, jika kau bersedia, kupastikan Daniel tak akan bisa berbuat apa pun." Nicolas menggenggam tangan Ivy. "Iv, seumur hidup terlalu lama untuk dihabiskan bersama orang yang salah."Ivy mengedip lamban, matanya mulai berair. Dia ingat semua perlakuan Daniel yang membuatnya sakit hati. "Jika dia ... dia berniat membunuhmu?""Kau tahu aku sudah berhasil menghindari kematian satu kali, kemungkinan besar untuk selamat kedua kali bukan?"Ivy mengusap wajahnya gugup, bimbang. "Iv, kau berhak bahagia. Kau ... wanita bebas, dia tak berhak memperlakukanmu seperti itu.""Dia mencintaiku, Nic.""Itu bukan cinta, Iv. Aku tahu karena mengalaminya sendiri."Ya! Nicolas dulu

  • Obsessed with You   Bab 137. Janji

    "Bagus, itu baru namanya laki-laki." Daniel tertawa keras. Ia kembali menegak minuman beralkohol. "Jangan lupa, minta ayahmu menyiapkan peti mati."Nicolas berdecih, memukul meja dan berlalu dari hadapan Daniel. Secarik kertas bertuliskan nomor teleponnya tergeletak di atas meja. Daniel meraih kertas tersebut dan memasukkannya ke dalam saku bajunya. Ia berdiri terhuyung-huyung, berjalan meninggalkan kelab malam.Pria tampan itu menelepon sekretarisnya untuk membawanya kembali ke Mansion karena dia tak boleh menyetir dalam kondisi mabuk. "Iv! Ivy! Istriku terkasih." Daniel masuk ke dalam kamar, mengagetkan Ivy yang sedang tertidur. Bau alkohol menyeruak dari bibir suaminya saat ia berusaha mengecup kening Ivy. "Kau mabuk?""Ya, aku mabuk karena kau. Karena kau tak lagi peduli padaku." Daniel tertawa, melepaskan pakaiannya dan naik ke tempat tidur."Hentikan tingkahmu yang seperti anak-anak Daniel!" kecam Ivy."Aku begini karena dirimu. Alkohol membuat stresku hilang."Mata Ivy mem

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status