Untuk mencegah Satya mengira bahwa dia ingin melarikan diri, Anggi sengaja berjalan sangat pelan, berkeliling di halaman yang dikelilingi bambu, dan tidak benar-benar keluar dari sana.Dia memandangi pegunungan yang mengelilingi tempat itu. Air jernih mengalir di kejauhan. Dengan tempat seperti ini, Satya pasti menunggang kuda dengan kencang setidaknya selama dua jam.Ini jelas bukan lagi daerah pinggiran ibu kota, melainkan wilayah yang lebih terpencil."Tempat apa ini?" Anggi tidak menoleh, hanya memandang ke kejauhan, mencoba mencari jalan keluar.Satya menjawab, "Rumah bambu."Bukankah itu sudah jelas? Sebentar, rumah bambu? Benar juga, tempat ini pernah disebutkan dalam buku. Ini adalah tempat favorit Satya saat dia sedang bosan atau ingin menenangkan diri.Anggi mengingatnya karena Wulan sangat menyukai bambu, aliran sungai, dan jembatan kecil yang melintasi air. Begitu terlintas di pikirannya, matanya langsung melihat sebuah jembatan kecil di kejauhan.Kenapa Satya membawanya ke
Magbasa pa