Share

Bab 339

Author: Lilia
"Kamu juga nggak perlu marah. Waktu dulu aku menyerahkan seluruh hatiku ke padamu, kamu juga menginjak-injak ketulusanku seperti ini." Kata-kata Anggi benar-benar menusuk hati Satya.

Satya teringat, hari ini dia menangkap kunang-kunang demi Anggi. Namun, semua ketulusannya ternyata hanya dianggap sampah!

Keesokan paginya, cahaya matahari menerobos masuk dari jendela. Anggi terbangun. Namun, dia merasa agak kecewa. Luis belum datang juga?

Matanya tertuju ke lantai. Satya masih di sana, menatapnya dengan wajah kaku. Dia tentu belum mati, hanya saja tubuhnya mati rasa akibat racun. Namun, kebencian di matanya sudah sampai puncak.

Anggi tertawa sambil bertanya, "Tuan Satya, kamu menatapku seperti itu semalaman ya?"

"Bisa-bisanya kamu tidur!" seru Satya dengan lirih.

Bagaimana bisa wanita ini begitu kejam? Dia bukan hanya menatap Anggi semalaman, tetapi juga berusaha meminta pertolongan semalaman. Wanita di ranjang malah tidur nyenyak!

Semua pengawal bayangannya disuruh menjauh, tak satu pu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 366

    "Tega sekali," ujar Anggi dengan nada tidak acuh.Di kehidupan sebelumnya, Keluarga Suharjo memperlakukannya dengan dingin. Hari ini, bukankah mereka justru menanggung tekanan demi membawa Wulan pulang dan merawatnya?Jadi, yang sebenarnya terjadi bukanlah Keluarga Suharjo tak berhati nurani, melainkan mereka hanya tak berhati nurani terhadap dirinya.Sayangnya, meskipun Wulan sudah sangat berdosa dan Keluarga Suharjo masih menyisakan sedikit belas kasih, dia tetap tak bisa terlepas dari hukuman yang menanti.Dengan keadaan seperti itu, setelah masuk ke penjara, Wulan pasti tidak akan punya hari baik lagi.Luis berkata, "Gigi, aku nggak akan begitu. Aku nggak sama dengan Satya maupun Sunaryo."Dia buru-buru menjelaskan, takut Anggi memandangnya seperti manusia-manusia bejat itu, lalu menjauh darinya.Anggi tertawa dan memandangnya. "Aku tahu, Putra Mahkota memang berbeda.""Benarkah?""Benar. Kamu bahkan lebih murni dari emas paling murni."Kepercayaan Anggi pada Luis bukan sekadar omo

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 365

    "Tabib Faisal." Suara Anggi terdengar dari ambang pintu.Faisal segera berdiri dan memberi hormat, "Hamba menyapa Putri Mahkota.""Nggak perlu sungkan, duduk dan bicara saja."Baiklah, lagi-lagi duduk dan bicara."Bagaimana kondisi tubuh Putra Mahkota? Nggak ada masalah untuk urusan keturunan, 'kan?" tanya Anggi."Putri Mahkota, Putra Mahkota sangat sehat. Sama seperti sebelumnya, nggak ada masalah.""Kalau begitu, kenapa kami belum juga dikaruniai anak?"Padahal hampir setiap malam mereka berusaha, kadang sampai tubuh Luis seperti akan remuk karena bekerja keras. Namun, tetap saja Anggi tak kunjung mengandung. Sebenarnya, masalahnya ada di mana?Karena sejauh yang Anggi tahu, kondisi tubuhnya sendiri sangat sehat. Berdasarkan pemeriksaan nadinya, tidak mungkin dia tidak bisa hamil.Faisal tampak ingin berbicara, tetapi ragu beberapa kali. Anggi pun menyadari dan berkata, "Kalau ada yang ingin disampaikan, katakan saja terus terang.""Baik. Yang ingin hamba sampaikan adalah Putra Mahko

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 364

    "Besok panggil lagi Tabib Faisal ke sini ya?" tanya Anggi dengan manja sambil mengedipkan mata untuk memberi isyarat.Luis langsung teringat taruhan mereka terakhir kali. Jika mengiakan, dia bisa menikmati kesenangan tertentu dalam urusan ranjang. Jadi, dia berkata, "Kalau kamu mau membantuku dengan cara itu, mungkin aku bisa pertimbangkan."Yang dia maksud dengan "cara itu" ... membuat wajah Anggi memerah.Dalam urusan semacam ini, Luis awalnya bukan pria cabul. Namun, sekarang dia sudah banyak belajar dari isi buku. Ciuman yang menjalar ke seluruh tubuh saja sudah membuat Anggi sangat malu. Sekarang, dia malah ingin Anggi yang menciumnya ...."Bagaimana?" Anggi menggertakkan gigi. Demi anak, dia siap bertaruh.Keesokan harinya saat hampir tengah hari, Anggi menyuruh Sura menjemput Faisal. Baru saja Luis kembali ke kediaman, Faisal sudah menunggu di ruang tengah sambil membawa kotak obatnya."Biar aku yang pergi sendiri, kamu tunggu di dalam kamar." Luis sebenarnya enggan, tetapi tak

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 363

    Luis berkata, "Menurut laporan dari Irwan, sekarang Jelita sudah mengikuti Satya. Apa dia datang mencarimu karena kamu telah menghancurkan kemaluan Satya?""Kamu juga berpikir begitu?"Sore tadi, Mina juga menebak hal yang sama.Luis mengangkat tangannya, mengusap tetesan air di antara alis Anggi, tetapi malah membuat lebih banyak air terciprat. Seketika, wajah gadis itu tampak seperti menangis.Anggi tertawa. Luis mencium butiran air di wajahnya."Aku nggak kepikiran kemungkinan lain. Bagaimanapun, Satya nggak sebodoh itu sampai menyuruh pelayannya datang menantangmu. Lagi pula, tindakan Jelita ini berdampak buruk bagi Kediaman Pangeran Aneksasi. Kalau sampai mereka tahu, dia yang bakal rugi sendiri."Anggi mengangguk. "Memang. Jelita nggak mungkin datang atas perintah Satya, dia jelas datang atas kemauannya sendiri."Sambil berbicara, gadis itu menunduk menatap kelopak bunga yang mengapung di permukaan air dalam bak mandi. Salah satu kelopak tampak aneh, seolah-olah melayang.Anggi m

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 362

    "Lalu, kenapa?" sahut Jelita dengan tidak peduli.Ubaid terdiam, merasa kata-katanya tersangkut di tenggorokan. Gadis ini benar-benar nekat. Kalau Pangeran Aneksasi sampai tahu, lehermu bisa dipelintir sampai patah, bagaimana menurutmu?"Demi keluargaku, aku bersumpah nggak akan membocorkan satu kata pun tentang urusanmu. Aku mohon, kembalikan istri dan anak-anakku.""Kak Ubaid, bisakah kamu berhenti bermimpi? Kamu dan aku sudah berada di kapal yang sama dan nggak bisa lagi berpaling. Kalau kamu ingin keluargamu tetap selamat, kamu harus bekerja untukku. Paham?"Wajah si gadis kini sudah tak menunjukkan sedikit pun kelembutan seperti sebelumnya. Ubaid merasa dirinya tenggelam dalam lumpur. Rasa putus asa yang begitu kuat menyelimuti dirinya."Tapi, kalau sampai Pangeran atau Tuan mengetahui hal ini, bagaimana nasib kita?" tanya Ubaid dengan pasrah.Jelita menjawab, "Sejujurnya, masalah orang lain nggak pernah menjadi beban bagiku. Nggak ada satu orang pun di dunia ini yang layak menjad

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 361

    Jelita perlahan mengelus perutnya, wajahnya menunjukkan kesedihan mendalam.Anggi benar-benar dibuat bingung oleh semua aksi Jelita."Jelita," panggil Anggi pelan.Jelita berkedip, mata besarnya yang polos menatap lurus pada Anggi. "Putri Mahkota, bukankah seorang tabib harus berhati nurani, penuh welas asih seperti orang tua pada anaknya? Mengapa Putri Mahkota pilih kasih begitu?"Orang-orang yang berada di Balai Pengobatan Afiat mulai menjulurkan leher untuk menyaksikan drama ini. Ada yang membela Anggi, tetapi tak sedikit pula yang setuju dengan kata-kata Jelita.Sejak dulu, masyarakat memang terbagi dalam tingkatan, atas, menengah, dan bawah. Mereka yang lahir sebagai rakyat jelata tidak mungkin benar-benar mendapat ketulusan dari keluarga kekaisaran."Kamu benar-benar keterlaluan!" seru Mina, lehernya memerah karena marah.Di saat yang sama, Sura yang mendengar keributan dari dalam pun masuk dengan tergesa-gesa. Begitu melihat seseorang sedang mempersulit Anggi, dia langsung menca

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status