Anggi mengangguk pelan, lalu menusukkan jarum perak terakhir. Dia menggigit bibir, memandang Aska tanpa berkata apa-apa."Ada apa?" tanya Aska sambil melirik kedua lengannya yang penuh jarum perak, membuatnya mirip landak.Anggi menatap sisa-sisa jarum dengan ragu. Aska kembali bertanya, "Apa ada yang salah?"Anggi menggeleng."Kamu salah tusuk?"Anggi masih menggeleng, hatinya dipenuhi rasa bersalah. Demi menjaga nama baik suaminya, juga reputasi Kediaman Putra Mahkota, dia mengira hanya dengan menusuk di lengan dan meluangkan lebih banyak waktu, penyakit Aska bisa disembuhkan.Namun, dari perkembangan sejauh ini, sepertinya itu tidak cukup.Melihat cuaca yang cerah dan mereka sedang berada di Paviliun Pir, Anggi bertanya, "Bagaimana kalau coba di tubuhmu?""Di tubuhku?"Anggi mengangguk, tatapannya mengarah ke dada, punggung, dan kepala Aska. Aska tersenyum, seketika mengerti apa yang membuat Anggi ragu tadi.Faktnya, jarum perak tidak membawa banyak manfaat bagi dirinya. Yang benar-
Baca selengkapnya