Kaisar memasang wajah tenang, seolah-olah tak peduli. "Katakan padanya, aku sedang sibuk dengan urusan negara. Kalau sudah ada waktu, aku pasti akan menjenguknya."Wawan mengangguk, lalu mundur. "Baik."Yang meninggal bahkan belum dimakamkan dengan layak, tetapi Kaisar sudah memikirkan cara menenangkan orang baru.Luis juga pamit. Namun, Kaisar memanggilnya, "Luis."Kaisar bangkit dan berjalan mengitari meja, lalu melambaikan tangan agar Luis duduk bersamanya di dipan samping. "Kita sudah lama nggak bicara dari hati ke hati."Luis mengangguk. "Benar.""Selama bertahun-tahun ini, kamu pasti tahu gimana aku memperlakukan ibumu." Setelah diam sejenak, dia melanjutkan, "Apa kamu tahu kenapa sampai sekarang aku nggak mengesahkan gelar ibumu sebagai permaisuri, hanya mengesahkan gelar selir agung?"Luis menunduk, ingin tahu bagaimana Kaisar akan menjelaskan soal ini. Sambil mengangguk, dia menyahut, "Nggak tahu, mohon petunjuk dari Ayahanda."Kaisar menghela napas, lalu bertanya, "Apa kamu t
Baca selengkapnya