"Ayah,... " Kali ini Nina yang maju langsung memeluk Ayahnya yang sedang marah marah. Bukan hanya membela , tapi Nina tak tega melihat Bundanya menangis terisak isak seperti itu. Nisa sudah berusaha bersimpuh di kaki Ayahnya, tapi terus di tendang tendang. Saat di peluk Nina seketika Ayahnya langsung sedikit tenang, "Yah... Aku mohon, jika bukan Demi Nisa... Demi Bunda. Lihat Bunda, Yah. Kasihan bunda," bisik Nina yang membuat Pak Rustam tampak turun dari amarahnya. Walau nafasnya masih memburu setidaknya Pak Rustam sudah agak tenang."Bisa kan Yah, kita bicarakan baik-baik saja, kita juga harus mempertimbangkan kesehatan Bunda kan yah, jangan sampai Bunda tambah sedih dengan Ayah emosi begini, ya."Pria tua yang dulu pernah tampan pada masanya itu pun tampak menghela Nafas, lalu memilih pergi dari pada kembali marah lagi. Emosinya kini belum terkontrol, khawatir kalau masih di situ akan membuat suasana semakin buruk. Yang di katakan anak bungsunya itu ada benarnya, kesehatan Bunda le
Last Updated : 2025-11-10 Read more