All Chapters of Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris: Chapter 221 - Chapter 230

Diah menarik napasnya dalam-dalam, matanya melebar sempurna menatap tidak percaya, perlahan Diah menegakan tubuhnya dengan tangan terkepal kuat menggenggam amarah. “Apa maksud Anda, Tuan Dante? Atas dasar apa Anda meminta sesuatu yang tidak masuk akal ini kepada saya?” tanya Diah dengan penuh tekanan.Wajah Dante terangkat perlahan, membalas tatapan tajam Diah dengan penuh penilaian. Sudah dua tahun Dante bersama Serena, dan selama enam bulan dia merawat Serena hingga wanita itu kembali sembuh. Dante tahu betul setiap letak bekas jahitan dan tusukan yang pernah Aurelie tinggalkan ditubuhnya. Bekas luka tusukan ataupun jahitan operasi akan selalu meninggalkan jejak meski itu samar-samar.Tidak perlu sidik jari, cukup dengan menunjukan kondisi tubuhnya, semuanya akan langsung terjawab, siapa Diah sebenarnya.“Kau jangan salah paham Diah. Aku memiliki seseorang yang sangat aku benci didunia ini dan dia sangat berbahaya. Aku hanya ingin tahu, apa kau perawat asli, atau justru hanya sese

Mengenakan pakaian formal berwarna hitam, Jach tampil dengan rapi dan berwibawa. Pria itu berdiri di samping sebuah katedral, menghindar dari keramaian usai memberi selamat atas pernikahan Theodor dan Eniko sahabatnya. Jach memilih menjauh dari keramaian ketika menyadari ada beberapa anggota kerajaan datang ke tempat yang sama, mereka adalah sahabat terdekat Mante. Jach memilih menghindar agar tidak terlibat percakapan yang membahas perseteruannya dengan Mante yang masih berlangsung. Sebuah perang dingin yang sangat tidak menyenangkan, diantara dua pria dewasa yang saling memiliki kepentingan, namun mampu mengguncangkan kestabilan bisnis keluarga besar. Sebuah bayangan terlihat dilantai, tanpa melihat siapa pemilik bayangan itu, Jach bisa merasakan bahwa itu adalah kakaknya, Mante. Sejak kejadian sore di tebing, Mante tetap tidak pulang, Mante juga tidak pernah menelpon Jach maupun Elisio. Akan tetapi, dua hari yang lalu Jach mendengar kabar menggemparkan yang sampai detik i

Inka meremas-remas jarinya yang berkeringat dingin, wanita itu terlihat gelisah sangat tidak nyaman hingga berkali-kali harus melihat Serena dengan mata tak berkedip.Kulit Inka meremang saat tatapan mereka saling bertemu.Kagum kengerian menjadi satu..Inka terpesona dengan kecantikan Serena yang berubah menjadi muda dan terlihat segar, disisi lain Inka merasakan kengerian yang begitu hebat memikirkan bahwa kecantikan yang kini Serena miliki, didapatkan dengan memotong tulang rahang, mengubah bentuk hidung hingga setiap lekuk wajahnya.Inka masih tidak percaya bahwa ternyata Serena akan mengubah diri sampai sejauh ini hingga tidak dapat dikenali lagi. Serena tidak main-main dengan keinginannya untuk merusak kebahagiaan Dante yang baru akan ditata. Serena tidak lagi memikirkan bahwa dia juga bisa bahagia dengan memulai kehidupan baru tanpa perlu membuang waktu untuk masuk ke daalam kehidupan Dante lagi.Kenapa Serena menjadi seperti ini?Kenapa Serena masih tidak menerima kenyataan b

Darah bercucuran membasahi kaki, telapak tangannya yang tergores terasa perih dan kebas. Dibantu oleh beberpa pejalan kaki lainnya, Audrey perlahan bangkit dari pinggiran jalan itu, pergi sendirian menjauh dari keramaian yang tengah berlangsung. Suara sirine terdengar kala kepolisian dan petugas medis datang untuk mengevakuasi beberapa korban penabrakan. Audrey menekan dadanya dengan kuat, merasakan sisa debaran hebat dijantungnya. Audrey tercekik oleh ketakutan dan perasaan lega yang sulit untuk dia gambarkan. Masih terasa seperti mimpi, dapat lolos dari bahaya yang datang seperti lesatan peluru yang sudah membidiknya sebagai target. Tidak terbayang, apa yang akan terjadi pada dirinya jika sedan itu berhasil menghantamnya seperti apa yang terjadi pada orang-orang yang kini dalam keadaan kritis. Tenggorokan Audrey terasa perih, terdesak oleh keinginan untuk menangis meluapkan kekesalannya pada keadaan yang terus menerus mendorongnya dalam jurang masalah. Kapan sebenarnya masalah

Lembut suara Matthias menggelitik pendengaran, membangunkan Audrey dari tidurnya. Saat matanya terbuka, Audrey lihat Matthias telah terbangun dan bermain sendirian di sisinya, namun dekapan Dante yang ikut tertidur di sisinya menahan Audrey untuk banyak bergerak.Tangan besar pria itu memeluknya, terbaring lelap dengan wajah lelah yang sulit untuk disembunyikan setelah sekian banyak hari yang dia lalui untuk menyesali banyak hal, memperbaiki satu persatu masalah yang sesungguhnya mustahil untuk dia hadapi sendirian dalam keadaan yang retak.Namun, apa perjuangan Dante sampai didetik ini sudah bisa dikatakan cukup?Dalam diamnya, hati Audrey mulai bertanya-tanya, apakah suatu hari nanti dia akan mendapatkan sebuah jawaban yang dapat meyakinkan dirinya bahwa Dante adalah orang yang tepat untuknya? Butuh waktu berapa lama untuk bisa meyakinkan itu? Ragu-ragu Audrey meraih tangan Dante dan mengusapnya. Tanpa perlu dijelaskan lagi, Dante adalah seorang pria yang sangat mencintai keluargan