Semua Bab Kontrak Rahim Pengganti untuk Sang Pewaris: Bab 231 - Bab 240

Mata Aurelie perlahan terbuka dengan suara napasnya berat dan bibir yang pucat. Lama gadis itu terbaring di ranjangnya tanpa bergerak sedikitpun, Aurelie mengais kembali memori ingatannya yang sempat terpecah-pecah hancur dan membuatnya lupa dengan yang tengah terjadi.Setelah setengah menit terbaring seperti patung, mata Aurelie mulai bergerak lembut, memandangi jendela kamar yang kini telah bersih tanpa noda. Menghapus pesan yang telah ditulis oleh seseorang yang sampai saat ini masih belum diketahui siapa orangnya.Satu hal yang pasti, pesan itu telah berhasil membuat Aurelie terguncang hebat. Ingin rasanya Aurelie menjerit sekencang mungkin untuk meluapkan kekecewaannya pada kenyataan yang harus dia terima.Tapi harus kepada siapa kini Aurelie kecewa?Semua orang telah berjuang menolongnya untuk bisa sembuh dan tetap hidup. Tapi kenapa harus dengan membohonginya? Jika saja, seseorang tidak meninggalkan pesan itu di jendela, mungkin akan selamanya Audrey dan Dante merahasiakan ini

Berjalan sendirian menyusuri jalanan sepi, Audrey terus melangkah untuk meradakan kesedihannya yang tidak boleh dia perlihatkan. Audrey harus banyak bersabar dan mengerti bahwa Aurelie memiliki mental yang tidak stabil. Namun entah mengapa, hatinya terasa sangat sakit dipandang dengan penuh kebencian oleh satu-satunya keluarga yang dia miliki. Apa sebesar itu kesalahan Audrey? Rasanya Audrey selalu dibuat serba salah dengan setiap tindakan yang diambilnya. Andai Audrey tahu Aurelie akan membencinya karena masalah transplatasi hati Salma, Audrey pasti akan memilih membagi hatinya dengan Aurelie. Perlahan Audrey berhenti, memutuskan duduk dipinggiran sebuah sungai jernih bergemercik lembut menghasilkan alunan alami. Gadis itu tertunduk menyembunyikan wajahnya ditelapak tangan, merapalkan kata-kata untuk bisa menguatkan dirinya, bertahan dengan kokoh meski badai masalah masih belum pergi beranjak dari hidupnya. Dalam kondisi seperti ini, entah mengapa Audrey sangat merindukan mas

Langit telah gelap tidak menyisakan cahaya, malam yang telah ditunggu akhirnya telah tiba. Dua orang juru masak datang ke villa untuk menyiapkan makan malam. Bodyguard yang sering berjaga terlihat bersantai dari biasanya mengikuti intruksi yang diperintahkan Dante.Aurelie terlihat gelisah di dalam kamar, berkali-kali dia mengatur napasnya, berharap bahwa di malam ini dia tidak mengalami lupa memori ataupun kambuh ditengah suasana yang sangat penting.Aurelie yakin, Audrey dan Dante pasti sedang merencanakan sesuatu.Sayangnya, Aurelie tidak dilibatkan dalam rencana mereka dengan kemungkinan-kemungkinan alasan yang bisa Aurelie mengerti. Ini semua pasti berhubungan dengan kondisi kesehatannya yang tidak baik.Namun masalahnya, Aurelie mulai diliputi kekhawatiran. Dia tidak yakin apa yang akan Dante lakukan jika penyamaran Serena terbongkar.Apakah semua akan berhenti sampai kebenaran terungkap?Aurelie ingat ucapan Audrey, mereka tidak bisa menangkap Serena begitu saja tanpa sebuah a

Pupil mata Audrey bergetar, napasnya perlahan tertahan, tercekik oleh ketakutan yang begitu besar, merasakan dinginnya permukaan pisau menyentuh kulit, dan ujung senjata yang tertodong dibawah dagu. Sedikit saja Audrey bergerak melawan, salah satu tangan Serena akan merenggut nyawanya dengan memutuskan urat syaraf diujung pisau, atau dengan satu tarikan ujung pelatuk. Serena membawa senjata dari rumah, itu artinya wanita sudah menyiapkan diri untuk mencelakai seseorang. Dan, mustahil jika tidak ada peluru didalamnya yang bisa meledak kapanpun, menghancurkan lehernya. Tidak ada pilihan untuk Audrey selain diam menurut, dan sisanya hanya berharap bahwa dia tidak akan berakhir malam ini. Audrey masih ingin hidup.. Tangan Audrey terkepal ditempat, melihat ketakutan yang begitu nyata dimata Aurelie dan Dante. “Kalian semua jahat!” teriak Serena dengan air mata yang mulai berlinangan. Betapa terhinanya Serena makan malam dengan lelaki yang telah mengkhianatinya, dengan dua wanita yan

Tiga hari kemudian..Setelah kejadian dimalam itu, Audrey dan Aurelie memutuskan pindah ke rumah kayu mereka tanpa ada penjagaan apapun.Meski tak mutlak, kedamaian itu memang datang, terlepas sepenuhnya dari bayang-bayang bahaya yang mengintai.Sementara Dante, dia masih mendekam dalam tahanan usai menikam jantung Serena berkali-kali.Penikaman itu sempat membuat Serena mengalami kritis, dan pada akhirnya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.Kematian Serena membawa banyak kelegaan yang selama ini menghimpit dada, namun suasana masih kelabu karena kini nasib Dante belum ada bisa menentukan dibalik jeruji besi.Brian telah berusaha semaksimal mungkin menangani keadaan yang kini masih belum menentu.Meski ayah Dante bisa membungkam media manapun untuk tidak memberitakan kasus yang saat ini sedang menimpa Dante Arnaud, pemilik perusahaan wine terbesar di Neydish, Dante Arnaud tetap tidak mungkin bisa mengelak dari hukuman yang ada di depan mata.Kasus yang dihadapi Dante memiliki r