“Wah! Aku tidak menyangka akan seberuntung ini!” seru Tama sambil senyam-senyum pada Belvan yang sudah memasang muka juteknya sejak tadi. Bagaimana tidak—karena mulut comberannya si Tama, Belvan kehilangan mobil sport kesayangannya.“Kak, besok begitu sampai di rumah, kuncinya langsung diserahin ke aku, ya! Aku ingin jalan-jalan pakai mobil itu! Beeeuh... teman-temanku pasti langsung iri!” celoteh Tama yang sama sekali tidak peka terhadap situasi.“Sial sekali nasibku,” rutuk Belvan, lalu merebahkan dirinya di atas tempat tidur Tama.“Kak, kita tidak perlu mengamati kamar Kak Valerie lagi?” tanya Tama yang duduk bersandar di tepian bawah tempat tidur.“Heem... nggak perlu. Sudah tidak ada yang perlu kita awasi,” jawab Belvan sambil menutup matanya dengan lengan kanannya.“Jadi kita ngapain lagi nih?” Tama terus saja nyerocos sampai membuat kepala Belvan sakit.“Tama! Punya headset nggak?” tanya Belvan, memilih mendengarkan musik daripada celotehan Tama.“Headset? Heem... bentar ya, ak
Last Updated : 2025-08-29 Read more