Alterio merunduk, dia melihat kalung yang terjuntai dari sela kancing kemejanya. Liontin kepala elang hitam. Pria itu mengerutkan dahi, tidak paham dengan pertanyaan Edgar. Belum sempat Al menjelaskan, Edgar sudah lebih dulu memeluknya. "Putraku," lirihnya terharu. Al terbelalak matanya, dengan Ben seketika diam macam patung. Alterio putra Edgar, ini gawat. "Tu-tunggu dulu, Ed. Aku bukan putramu." Alterio lekas menjauhkan diri dari Edgar. Dia melirik Ben yang terus mengawasinya. "Tapi kau memakai kalungku. Kalung itu aku tinggalkan pada ibumu. Setelah kami selesai melakukannya, aku pergi." Alterio terhenyak untuk beberapa saat. Dia masih mencerna apa yang Edgar katakan. "Kau meninggalkannya setelah kau tiduri. Laki-laki macam apa kau ini, Ed?" "Aku dijebak, seseorang mendorongku ke dalam kamar setelah aku dicekoki obat." "Setidaknya kau tanya dulu siapa nama perempuan itu." Edgar terdiam, sebelum dia kembali memeluk Alterio. "Maafkan aku, Al. Maafkan aku. Aku tid
Last Updated : 2025-05-12 Read more