Di luar, malam semakin larut. Angin dingin menerpa dedaunan, membuat ranting-ranting menari pelan di bawah cahaya lampu jalan yang remang. Jam di dinding kamar menunjukkan pukul sebelas lebih sepuluh menit, tapi Nabila belum juga terpejam.Di balik jendela kamar, Nabila berdiri dengan boneka pemberian Berlian di pelukannya. Matanya menatap jalan, berharap sosok Govan muncul. Tapi malam hanya menghadiahkannya bayangan kosong dan cahaya bulan yang dingin."Om kapan pulang..." Nabila menghela nafas kembali duduk di kasur, menatap ponsel yang tak kunjung berbunyi. Ia merasa cemas dan sedih, membayangkan Govan bersama Laras berbahagia di acara ulang tahun.Untuk kesekian kalinya ia menghela napas, lalu berbaring di ranjang, menatap langit-langit kamar dengan mata yang berkaca-kaca.“Om...,” bisiknya pelan, berharap Govan segera pulang, rumah terasa begitu sunyi tanpa keberadaan Govan disana. ***“Ayo, saya anta
Last Updated : 2025-05-21 Read more