Matahari mulai naik ke atas, saat mereka menemukan sebuah warung makan sederhana di pinggir jalan, beratapkan daun kelapa, dengan pemandangan kebun teh membentang di kejauhan. Angin sepoi-sepoi membawa aroma sedap dari dapur.Mereka memilih duduk di meja kayu panjang di sudut, yang langsung menghadap hamparan hijau.“Gila, enak banget udaranya. Bikin lapar,” seru Riska sambil membuka buku menu.Tak butuh waktu lama, mereka memesan makanan sederhana nasi liwet, ayam goreng, sambal terasi, dan lalapan segar. Sambil menunggu pesanan datang, mereka membuka galeri kamera, melihat-lihat hasil foto yang tadi diambil.“Woi, liat nih. Ini fotoku, Bil!” seru Riska sambil menunjuk salah satu foto hasil jepretan Nabila.“Wah, keren juga. Sudutnya pas. Cahaya juga dapet. Bil, kamu punya bakat terpendam nih.” Berlian mengintip. Nabila nyengir malu-malu, pipinya sedikit memerah.“Serius, Bil. Nih ya,” Berlian bergeser mendekat, hampir membuat bahu mereka bersentuhan. Ia mengambil kamera dari tangan
Terakhir Diperbarui : 2025-04-26 Baca selengkapnya