Galih melirik ke arah Aster yang duduk di sampingnya, mengenakan kemeja putih polos yang dimasukkan rapi ke dalam celana longgar berwarna krem. Rambutnya diikat rendah, wajahnya tanpa riasan mencolok, tetapi justru itulah yang membuatnya terlihat begitu alami dan memikat di mata Galih. Di antara cahaya lembut kabin pesawat dan suara samar dari pengumuman pramugari, suasana terasa begitu intim, meski mereka sedang berada di antara deretan kursi penumpang lain.Galih tersenyum sambil menyandarkan kepalanya ke sisi kursi, menatap Aster dengan pandangan hangat."Kalau kamu kayak gini terus, aku jadi bayangin gimana cantik dan gantengnya anak-anak kita nanti, sayang," bisiknya, suaranya rendah tetapi penuh kehangatan.Aster spontan menoleh, matanya membulat kecil, lalu menunduk sambil menutupi wajahnya dengan tangan. "Mas Gal, aku malu... Nanti didenger sama penumpang lain, lho," protesnya pelan dengan pipi yang memerah.Galih tertawa kecil, masih menjaga suaranya agar tak mengganggu penum
Terakhir Diperbarui : 2025-05-25 Baca selengkapnya