Keheningan kembali menyelimuti ruangan itu. Tapi tidak untuk waktu yang lama. Meisya memutar tubuhnya sedikit, membenahi lipatan pada blazernya dengan angkuh, lalu kembali membuka suara. "Dan kamu, Dea..." katanya, suaranya kini lebih lirih namun tajam seperti pisau. "Kamu sungguh jahat." Dea mengerutkan alis. "Jahat?" "Aku sudah melakukan segalanya agar kamu jauh dari Yama," lanjut Meisya, matanya menatap lurus tanpa berkedip, "aku memindahkanmu, kuberikan uang, bahkan menjamin pengobatan ayahmu, tapi kamu tetap saja... kembali ke arahnya." "Aku tidak tahu harus percaya siapa!" seru Dea, nadanya nyaris putus asa. "Segalanya kabur, setiap orang memanipulasiku, dan kamu... kamu memutar semua kenyataan seenaknya!" "Apa?!" Meisya terkejut, dan menyadari bahwa Dea belum sepenuhnya percaya terhadap ceritanya.Meisya menegakkan tubuh, senyumnya kembali muncul, lembut namun sinis
Last Updated : 2025-04-11 Read more