Setelah berkata demikian, Alex berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan keduanya tanpa sedikit pun menoleh. Napasnya terdengar berat, seperti menahan emosi yang hampir meledak. Vivian masih berdiri membeku di tempat. Wajahnya pucat, tatapannya kosong, pikirannya sibuk memproses situasi yang baru saja terjadi. Sementara Kevin, yang sejak tadi menahan gelisah, akhirnya tak sanggup lagi menyembunyikan kepanikan. “Ma… mama bantu aku! Mama pasti bisa bantu aku, kan?!” Kevin tiba-tiba berseru, suaranya nyaring, membuat Vivian tersadar dari lamunan. Dia menoleh, tatapannya rumit, campuran kecewa, marah, dan cemas. Ia menatap putra bungsunya itu seperti sedang menimbang sesuatu yang berat. “Mama…! Aku nggak mau dipenjara, Ma! Aku juga nggak mau balik ke luar negeri! Tolong aku, Ma!” Kevin merengek, tubuhnya mulai gemetar, seakan kembali menjadi anak kecil yang ketakutan kehilangan mainan kesayangannya. Vivian diam. Mulutnya terbuka, namun tak ada suara yang keluar. Otaknya masih sibuk b
Last Updated : 2025-06-10 Read more