Kay dan Livy langsung menghampiri Richard di kamarnya.“Pa?” Kay mengetuk pintu kamarnya pelan.Richard berpura-pura kalau dia baru saja terbangun dam membuka pintu kamarnya.“Ya?” sahutya. Sesekali dia masih batuk.Livy langsung ke dapur untuk mengambilkan air minum.“Papa tidak apa-apa?” tanya Kay, merangkul bahu Richard.“Ya, Papa baik-baik saja,” jawab Richard.Tak lama, Livy pun kembali. “Pa, minum dulu. Maaf aku lupa menyiapkan air minum di kamar Papa,” jelasnya.“Tidak apa-apa, Nak.” Richard, Kay dudukan di pinggirnya tempat tidurnya.“Batuk Papa semakin sering. Papa juga terlihat sesak napas,” jelas Kay.“Yaah maklumlah, sudah tua,” jawab Richard terkekeh. “Kalian kenapa belum tidur?” tanyanya pula mengalihkan.“Papa harus banyak istirahat,” ucap Livy.“Kami di ruang tengah Pa, sedang mengobrol. Sebentar lagi juga tidur. Tapi Papa… Papa yakin tidak apa-apa? Atau kita ke rumah sakit sekarang, Pa?” tawar Kay.“Ah… kamu berlebihan sekali, Kay. Papa tidak suka rumah sakit. Papa ti
Last Updated : 2025-05-24 Read more