Suatu malam, setelah mereka menidurkan Albern di kamar barunya, mereka turun dan bersantai di ruang keluarga.Malam memang belum terlalu larut. Masih pukul 9 malam.Di hadapan mereka, ada dua cangkir teh dan roti isi yang belum disentuh. Hari itu terasa tenang. Tenang dengan cara yang benar-benar menenangkan hati.Kay menggenggam tangan Livy. Ia menghembuskan napas pelan, seperti tengah menimbang sesuatu yang sudah terlalu lama ia simpan. Bukan suatu rahasia. Tapi, sesuatu yang masih menyita pikirannya.“Ada satu hal lagi yang belum aku bicarakan…” ucapnya lirih.Livy menoleh. “Apa?”“Sebenarnya Sayang, sejak hari kemenangan kita itu, ada media yang datang lagi... tapi bukan untuk menggali masalah kita. Mereka ingin mengangkat kisah cinta kita. Dari awal. Dari kita berpisah, lalu kamu jadi ibu susu, sampai sekarang jadi ibu dari anak-anakku,” jelas Kay, menatap mata istrinya dengan hati-hati.Livy terdiam sesaat, tapi kemudian ia tersenyum pelan. “Ohh itu kenapa kamu bertanya itu kem
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-06-19 อ่านเพิ่มเติม