Waktu berlalu beberapa minggu. Trauma perlahan sembuh, dan warna kehidupan kembali meresap ke dalam rumah mereka. Hari itu, cuaca cerah ketika Kay dan Livy berangkat bersama ke rumah sakit untuk pemeriksaan kandungan. Albern tidak ikut, ditinggal bersama Bibi Eden di rumah. Livy tampak lebih tenang, meski masih sesekali menggenggam tangan Kay erat setiap kali masuk ke ruangan dokter.Di ruang USG, suasana hening. Hanya suara mesin dan detak jantung kecil yang terdengar dari monitor.“Semua bagus,” ujar dokter sambil tersenyum. “Kandungannya sehat, posisi janin juga baik. Dan... kalau dilihat dari sudut ini, saya bisa pastikan, anak Bapak dan Ibu adalah laki-laki.”Livy terkekeh pelan, sementara Kay hanya menghela napas lega, lalu menatap layar USG dengan penuh kekaguman. “Laki-laki?”“Iya,” dokter mengangguk.Kay menatap Livy, yang kini menatapnya juga. Mereka tidak terlalu mempersoalkan jenis kelamin. Ada rasa bahagia yang membuncah tanpa mereka bisa cegah.“Artinya Albern akan punya
Huling Na-update : 2025-06-18 Magbasa pa