Tangan Rani terasa gemetar dengan jantung berdetak cepat ketika mengemudi sejak meninggalkan parkiran. Hatinya benar-benar tidak tenang, tapi ada satu rasa yang menguat dalam dirinya yaitu cemas. Untuk pertama kalinya, ia menghadapi Zian dengan kepala tegak, berani tanpa amarah, dendam, dan air mata. Namun, ada rasa takut yang mulai menyeruak di hati Rani. Kehadiran pria itu bagaikan mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Rani takut kalau Zian mengusik pernikahannya dengan Azka. Ia paham betul sifat mantan suaminya itu, gigih dan pantang menyerah. Rasanya tidak mungkin Zian akan pulang begitu saja. Ketika sampai di rumah, Rani segera masuk dan mengunci pintu. Ia kemudian menenangkan dan memikirkan kemungkinan yang akan terjadi. Seandainya ada Azka mungkin Rani lebih tenang dan siap menghadapi semua ini. "Ya Allah, takdir apalagi yang harus aku alami?" tanya Rani dengan kecemasan yang melanda. Rani segera mengeluarkan ponsel dan menghubungi suaminya. Setelah beberapa kali tidak terja
Terakhir Diperbarui : 2025-07-29 Baca selengkapnya