SURGA YANG TAK DIINGINKAN

SURGA YANG TAK DIINGINKAN

last updateLast Updated : 2025-03-14
By:  Aryan LeeCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
39Chapters
1.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Rani diam-diam memutuskan untuk berhenti kerja dengan tujuan untuk memberikan kejutan buat suaminya yang selama ini ingin dia jadi full time ibu rumah tangga. Namun ketika sedang menjenguk temannya yang sakit, Rani justru memergoki suaminya bersama wanita lain di poli kandungan! Parahnya, penyelidikan wanita itu justru membuatnya tahu bahwa sang suami telah menikah lagi... Lantas, sanggupkah Rani memaafkan pengkhianatan suaminya dan menerima jika dirinya adalah surga yang tidak diinginkan?

View More

Chapter 1

Bab 1. Kejutan Dari Suamiku

"Assalamualaikum .., sayang," ucap Zian dari seberang sana.

"Waalaikumsalam ..., Mas," sahut Rani dengan senangnya.

"Sayang, maaf ya Mas tidak jadi pulang hari ini. Insha Allah besok baru bisa kembali ke Jakarta. Mendadak ada urusan penting," ujar Zian memberitahu.

Rani menarik senyumnya dan berkata, "Iya tidak apa-apa yang penting pekerjaan Mas lancar." Ia selalu mengerti keadaan suaminya yang sibuk bekerja.

"Aaminn .., terima kasih atas doanya. Sekali lagi maaf karena kamu pasti sudah ambil libur hari ini. Mas janji akan kasih kamu kejutan!" ucap Zian kembali.

"Iya Mas, aku tunggu ya!" sahut Rani kembali dan percakapan mereka pun berakhir.

Rani ada seorang staf di salah satu perusahaan retail. Setiap suaminya pulang dari luar kota ia selalu libur. Akan tetapi, sepertinya rencana penyambutan kali ini gagal. Biarlah tidak mengapa masih ada hari esok. Jadi semakin banyak waktu untuk mempersiapkan kejutan buat suami tercinta.

Sebenarnya sudah lama Rani ingin menjadi ibu rumah tangga saja. Akan tetapi, niat itu baru bisa terlaksana sekarang. Ia ingin melayani suaminya dan berisitirahat total. Mungkin dengan begitu mereka akan cepat diberi momongan. Lagipula pekerjaan Zian sebagai kontraktor sudah lebih dari cukup.

Sungguh Rani tidak menyangka bisa melewati hari-hari yang sulit pada awal pernikahan mereka. Dahulu pekerjaan Zian yang tidak tetap membuat wanita itu harus ikut terjun mencari nafkah. Bukan tidak mensyukuri rejeki yang didapat suaminya. Namun, beban Zian sebagai tulang punggung keluarganya membuat mereka harus bekerja keras.

Ketika Rani sedang berpikir makanan yang telah di masaknya akan dibagi ke siapa, tiba-tiba ponselnya kembali berdering. Ia segera menerima panggilan masuk.

"Halo Ran, hari ini kita mau menjenguk Meri di rumah sakit. Ikut Yuk, kamu kan sudah bebas sekarang!" ajak Tina teman sekantor Rani.

"Jam berapa dan kita ketemuan di mana?" tanya Rani dengan serius.

"Bagaimana kalau jam satu siang, kita langsung ketemu di loby rumah sakit saja. Nanti aku share lock ya!" jawab teman Rani kembali.

"Oke, nanti aku minta izin dulu sama suamiku ya!" sahut Rani menyetujui.

Rani segera mengirim pesan, kalau mau menjenguk temannya yang sakit. Setelah mendapatkan izin dari Zian, ia langsung bersiap-siap untuk pergi menjenguk temannya.

***

Setelah sejam perjalanan ke kota Bekasi, akhirnya Rani sampai di rumah sakit tempat rekan sekantornya dulu dirawat. Wanita itu bergegas menuju loby, di mana teman-temannya yang lain sudah menunggu.

"Akhirnya kita bisa ketemuan lagi," ujar salah satu rekan Rani.

"Makanya jangan direncanakan gagal terus. Lebih baik mendadak pasti jadi," sahut Tina yang disambut anggukan oleh Rani dan teman lainnya.

Setelah sejenak bertegur sapa, mereka kemudian menuju ke salah satu ruang inap.

"Kenapa bisa seperti ini Mer?" tanya Rani sambil menatap temannya yang sedang terbaring lemah itu dengan beberapa luka lebam.

Sambil berderai air mata Meri menceritakan, kalau dia mendapat kekerasan dari suaminya sendiri. Semua dipicu karena adanya orang ketiga yang hadir di dalam rumah tangga mereka.

"Kamu yang sabar ya, tapi jangan diam saja. Dengan bukti luka memar di tubuhmu itu sudah cukup untuk menjebloskan mereka ke dalam penjara. Beri pelajaran suamimu dan pelakor itu biar kapok!" usul Tina dengan geram.

"Iya betul itu, biar mereka merasakan dinginnya penjara!" sahut teman yang lainnya.

Sementara itu Rani hanya mendengarkan dengan miris. Tentu saja sebagai seorang perempuan dia tidak tega melihat kondisi temannya seperti itu.

"Kalau kamu butuh bantuan bilang saja, kami siap membantumu!" ujar Rani yang dijawab anggukan oleh Meri

Mereka terus mensuport Meri agar tetap kuat dan tegar sampai waktu jenguk habis.

"Aku kalau jadi Meri langsung ajukan gugatan. Biar lelaki itu tidak menganggap kita lemah," ujar Tina yang sangat membenci perselingkuhan. Ia paham sekali bagaimana rasanya dikhianati karena pernah mengalaminya.

"Kamu kan belum punya anak Tin, kalau Meri harus memikirkan semuanya dengan matang dulu. Apalagi suaminya berjanji akan berubah," sahut temannya yang lain.

Mereka kemudian berdebat saling memberikan masing-masing pendapat. Sementara itu Rani tidak berkomentar apa pun dan merasa bersyukur atas pernikahannya yang langgeng. Padahal sudah sembilan tahun belum dikaruniai momongan.

"Pokoknya jika usia pernikahan memasuki angka ganjil. Siap-siap saja pasti akan mendapatkan ujian, kalau kuat akan bertahan dan sebaliknya," ujar Tina kembali.

"Ah .., mitos itu, sudah jangan dibahas lagi. Sekarang kita jalan ke mana ni, mumpung libur bareng?" tanya teman Rani yang lainnya.

"Kita shoping ke mall saja yuk, sekalian makan siang bersama! Kamu bawa mobil kan Mel?" sahut Tina dengan antusias.

"Bawa dong, ayo kita pergi ke mall, tapi aku mau ke toilet dulu sebentar!" Rani menyetujui rencana temannya.

"Ya sudah, kalau begitu kami tunggu di loby saja ya!" sahut Tina yang dijawab anggukan oleh Rani.

Akhirnya Rani mencari toilet terdekat yang berada tidak jauh dari poli kandungan. Ia tersenyum melihat beberapa wanita hamil yang sedang mengantri di bangku tunggu.

"Ya Allah .., semoga aku cepat hamil seperti mereka," doa Rani di dalam hati dengan penuh harap.

Setelah selesai dari toilet, Rani hendak menuju ke loby. Akan tetapi, langkahnya terhenti ketika melihat seorang pria yang sedang duduk di bangku tunggu. Merasa secara pisik tidak asing, ia kemudian mendekat untuk memastikan siapa gerangan.

Sambil berdiri di samping pilar, Rani memperhatikan pria itu dengan saksama. Sayang posisinya membelakangi dan memakai masker, sehingga membuat Rani susah untuk mengenali.

Namun, rasa penasaran membuat Rani tetap bergeming sambil terus memperhatikan dengan saksama. Sampai suara ponsel membuyarkan konsentrasi wanita itu. Ia segera berlindung di balik pilar dan menerima panggilan itu.

"Ran kamu di mana sih kok lama banget?" tanya Tina dari seberang sana.

"Aku lagi di..." Mata Rani tampak terbelalak ketika menengok ke orang tadi. Di mana dia dengan jelas melihat pria itu yang sedang merangkul seorang wanita masuk ke poli kandungan.

Memang pria itu memakai masker, tapi dari jam tangan dan kemeja yang dipakainya sudah membuat Rani bisa menebak siapa gerangan.

"Mas Zian," lirih Rani tidak percaya.

Seketika jantung Rani berdetak sangat cepat, ketika melihat suaminya berada di rumah sakit ini bersama seorang perempuan di poli kandungan. Tanpa sadar ponsel yang sedang dipegangnya nyaris lepas dari genggaman.

Rani tampak mencengkeram ponselnya dengan kuat. Ketika melihat perempuan itu masuk ke ruang poli kandungan, sambil merangkul suaminya dengan manja. Tanpa bisa ditahan lagi air matanya pun berjatuhan menyaksikan semua itu.

Rani mulai berpikir jangan-jangan selama ini alasan Zian sering ke luar kota untuk membagi cintanya, bukan bekerja. Tiba-tiba ia merasakan hatinya seperti ditusuk ribuan jarum, sakit tak berdarah.

"Halo Ran, kok diam sih ada apa?" tanya Tina sampai beberapa kali.

Rani segera menyeka air matanya dan mematikan panggilan itu. Sambil menenangkan diri ia menemui teman-temannya dan mengatakan tidak bisa ikut pergi. Dengan alasan suaminya tiba-tiba memberitahu akan pulang dari luar kota.

"Aku kan sekarang sudah free, jadi kalian atur saja kapan kita jalan lagi!" pesan Rani.

"Ya sudah, kalau begitu kita pergi dulu!" sahut Tina yang dijawab anggukan oleh Rani.

Setelah memastikan teman-temannya sudah pergi dari rumah sakit, Rani segera kembali ke poli kandungan.

Langit hari ini tampak mendung, seperti hati Rani yang kelabu. Ia tampak terisak mengikuti mobil suaminya yang memasuki salah satu perumahan di Bekasi. Kendaraan itu terus meluncur dan memasuki car pot sebuah rumah minimalis.

Rani melihat Zian turun dari kendaraan itu bersama seorang wanita yang dikenalnya yaitu Dahlia, sekretaris suaminya di kantor. Pantas saja wanita itu mengajukan risign. Ternyata biar tidak diketahui orang, kalau diam-diam sudah menjadi simpanan suaminya. Dada Rani bergemuruh mengetahui kenyataan suaminya telah mendua.

"Tega kamu Mas mengkhianatiku dengan cara seperti ini?" tanya Rani sambil berderai air mata.

Pikiran Rani jadi kalut antara harus melabrak sekarang juga untuk membongkar kebohongan suaminya atau menunggu sampai Zian pulang ke rumah.

"Jadi ini kejutan darimu Mas? Sungguh jahat sekali," batin Rani yang telah terbakar api cemburu dan amarah.

BERSAMBUNG

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
shameita
bikin sequelnya thor.
2025-05-29 02:11:12
0
39 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status