Angin malam membawa aroma hujan salju yang turun, menyusup masuk melalui celah lorong panjang tempat Yang Yunshui melangkah keluar dari ruangan Baginda Kaisar. Langkahnya tenang, namun ada ketegangan yang mengekori geraknya, seolah setiap ayunan lengan menyimpan sisa percakapan yang berat di dada.Di luar aula, Yang Ye sudah menunggunya. Tubuhnya bersandar di sisi pilar batu, bayangannya jatuh ke tanah oleh cahaya lentera yang bergoyang. Ia menoleh saat mendengar langkah Yang Yunshui mendekat.“Bagaimana hasilnya, Ayah?” tanyanya pelan.Yang Yunshui tidak langsung menjawab. Ia berdiri di samping Yang Ye, lalu ikut menatap pekarangan kosong di depan mereka, seakan membiarkan malam menyerap emosi yang belum bisa diucapkan.“Aku sudah menyampaikan semuanya. Termasuk tentang surat itu,” jawabnya, lembut tapi mantap.Yang Ye menatap serius. “Ayah, apakah ini tidak terlalu awal?” “Tidak. Jika terlambat sedikit saja, menunggu kesempatan lain membutuhkan waktu lebih lama. Kalau lebih lama,
Last Updated : 2025-07-17 Read more