Teilen

Bab 269 : Blunder

last update Zuletzt aktualisiert: 09.09.2025 12:49:39

Para pejabat berdiri dalam barisan perjamuan dan dikelilingi jamuan mewah, jubah emas dan merah mereka berkilau, tetapi wajah mereka jelas-jelas bukan wajah orang yang sedang merayakan tahun baru.

Ada ketakutan, ada kebingungan, dan ada sebagian kecil yang matanya menyala karena mencium kesempatan di balik kekacauan ini.

Xue Ningyan berdiri tegak, matanya tidak pernah lepas dari sosok suaminya. Shen Qi berdiri di tengah aula tanpa sedikit pun keraguan.

Meski baru saja identitasnya diguncangkan ke hadapan dunia, dia berdiri kokoh, tatapannya dingin seperti es yang tidak bisa dipecahkan.

Di sampingnya, Liu Ling tidak sanggup menyembunyikan keterkejutannya. Ia menggenggam tangan gaunnya erat-erat, menyadari bahwa surat wasiat yang baru saja dibacakan telah mengguncang dasar kekuasaan istana yang selama ini dia kenal.

Wang Yuxuan, Pangeran Pertama yang selama ini diagungkan, berdiri beberapa langkah dari Shen Qi. Wajahnya pucat, namun sorot matanya bergejolak seperti api.

Ia menatap Sh
Lies dieses Buch weiterhin kostenlos
Code scannen, um die App herunterzuladen
Gesperrtes Kapitel
Kommentare (2)
goodnovel comment avatar
Panji Pangestu
update tiap hari ya thor jgn bolong2 lg, sayang ceritanya bagus, lanjut......
goodnovel comment avatar
MarGina Rain
Waduhhhh.. Jgn kelamaan thorrr.. Ayuh Semangat dilanjutin donk.. Panasss niii
ALLE KOMMENTARE ANZEIGEN

Aktuellstes Kapitel

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 269 : Blunder

    Para pejabat berdiri dalam barisan perjamuan dan dikelilingi jamuan mewah, jubah emas dan merah mereka berkilau, tetapi wajah mereka jelas-jelas bukan wajah orang yang sedang merayakan tahun baru. Ada ketakutan, ada kebingungan, dan ada sebagian kecil yang matanya menyala karena mencium kesempatan di balik kekacauan ini.Xue Ningyan berdiri tegak, matanya tidak pernah lepas dari sosok suaminya. Shen Qi berdiri di tengah aula tanpa sedikit pun keraguan. Meski baru saja identitasnya diguncangkan ke hadapan dunia, dia berdiri kokoh, tatapannya dingin seperti es yang tidak bisa dipecahkan.Di sampingnya, Liu Ling tidak sanggup menyembunyikan keterkejutannya. Ia menggenggam tangan gaunnya erat-erat, menyadari bahwa surat wasiat yang baru saja dibacakan telah mengguncang dasar kekuasaan istana yang selama ini dia kenal.Wang Yuxuan, Pangeran Pertama yang selama ini diagungkan, berdiri beberapa langkah dari Shen Qi. Wajahnya pucat, namun sorot matanya bergejolak seperti api. Ia menatap Sh

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 268 : Isi Wasiat Permaisuri

    Pagi ini.Istana seperti terbungkus lapisan kabut tak kasat mata. Dari kejauhan, burung-burung gereja yang biasanya riuh di atap-atap aula tampak ragu berkicau. Sesekali terdengar sayap mengepak, namun seolah mereka pun tahu bahwa udara pagi ini terlalu berat untuk dipecahkan dengan nyanyian riang.Pelataran utama masih dipenuhi para pejabat yang berdiri dalam barisan. Warna emas dari jubah mereka berkilau diterpa cahaya matahari musim dingin, tetapi wajah-wajahnya jauh dari ceria. Bisikan lirih terdengar di sana-sini, seperti gesekan dedaunan kering yang disapu angin.Mata setiap orang tertuju pada gulungan kertas bersegel merah yang berada di tangan Kanselir.Xue Ningyan menatao suaminya yang berdiri tegak tanpa ragu. Hari ini, adalah hari penentuan masa depan keluarga mereka dan negara ini. Tidak ada satu titik celah pun yang membiarkan mereka mundur dari perang politik yang akan terjadi setelah surat itu dibacakan.Liu Ling berdiri di sisi Xue Ningyan, alisnya sedikit berkerut. I

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 267 : Siapa Orangnya?

    Beberapa hari sebelum perayaan tahun baru, langit istana terbungkus kabut tipis. Udara pagi itu dingin, menusuk sampai ke tulang, membuat embun membeku di ujung genting berlapis emas. Di dalam ruang audiensi dalam, lilin-lilin panjang berwarna merah darah menyala pelan, memantulkan kilau di permukaan lantai giok.Baginda Kaisar duduk di atas singgasana naga, tubuhnya tegak, tatapannya dingin seperti mata pedang yang belum dihunus. Di hadapannya, Kanselir berlutut dengan kedua tangan terangkat, memegang sebuah gulungan yang terbungkus kain sutra biru.Beberapa hari lalu, dialah yang pertama kali meminta Baginda untuk mengambil kembali surat wasiat Permaisuri Terdahulu dari tangan Pangeran Pertama, surat yang dicuri dengan cara yang bahkan tak pantas disebut licik, karena melanggar batas kehormatan istana. Namun, bagian itu tak lagi perlu dibicarakan. Yang penting sekarang, gulungan itu telah kembali.Kaisar meraih gulungan tersebut, lalu menatapnya lama. Jemarinya menyusuri tepi seg

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 266 : Peninggalan Terakhir Mendiang Permaisuri

    Langit istana hari ini cerah, seperti sengaja dibersihkan oleh para dewa agar tak satu pun awan menghalangi kilau emas dari atap-atap bergaya Han yang menjulang angkuh. Butiran salju menyisakan genangan-genangan air yang sepauh keruh separuh jernih, namun masih bisa memantulkan bayangan seseorang yang berdiri di atasnya. Dari kejauhan, bendera-bendera berwarna merah dan kuning berkibar pelan tertiup angin musim dingin yang kering. Suara tambur dan seruling bambu bersahutan, menciptakan irama khas tahun baru yang sakral namun meriah. Pelataran utama telah dibersihkan sejak dini hari, bebatuan putih yang mengilap, barisan lentera merah yang tergantung berjejer, dan pagar kayu bercat emas yang membingkai seluruh area perjamuan seperti bingkai lukisan surgawi.Meja-meja persembahan dipenuhi buah-buahan, aneka kue beras, daging asap, dan minuman hangat beraroma jahe. Di tengah aula utama, para penari istana mulai mengambil posisi, mengenakan pakaian tipis bertabur manik-manik, mereka me

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 265 : Ketidakhadiran

    Fajar menyembul dari balik tirai tipis yang bergoyang pelan ditiup angin musim dingin. Pagi tahun baru. Hangat cahaya keemasan yang menerobos jendela menciptakan lukisan tak kasat mata di dinding kamar, menyinari ujung selimut dan rambut panjang Xue Ningyan yang terurai di bantal.Di sisi lain ranjang, suara tangisan kecil terdengar lirih—bukan keras, bukan rewel, melainkan rengekan khas bayi yang baru bangun dengan mata separuh terpejam.Xue Ningyan bangkit perlahan. Rambutnya masih sedikit kusut, matanya belum sepenuhnya terbuka, tapi tangan refleksnya sudah bergerak sigap mengangkat sosok mungil itu ke pelukannya."Bangun pagi sekali, hm?" bisiknya sambil mengecup dahi kecil itu. "Hari ini Ayah dan Ibu harus pergi sebentar. Xiao Yan tinggal di rumah dengan Nenek, ya?"Dari balik tirai dalam, terdengar suara lembut pemuda yang tengah mengenakan sabuk di pinggangnya. "Dia pasti lebih senang tinggal di rumah daripada ikut ke tempat penuh orang yang semua baunya sama—politik."Xue Ning

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 264 : Terkuak Sedikit Demi Sedikit

    Hening panjang menindih udara. Debu di udara pun enggan bergerak saat kalimat itu keluar dari mulut Baginda Kaisar—tajam, gamblang, tanpa jalan pulang.“Atau …, apakah ajudanmu itu adalah orang yang mencuri surat wasiat Permaisuri Zhang Jingyi dari tangan Tuan Kanselir?”Pangeran Pertama tidak menjawab.Batu catur putih yang sejak tadi digenggamnya perlahan diletakkan ke papan. Suaranya nyaris tak terdengar, namun gaungnya seperti mengiris telinga. Gerakan kecil itu tak sekadar tanda bahwa ia masih hidup, tetapi bahwa pikirannya masih bekerja—berputar, menggiling setiap kemungkinan.Tatapannya tak bergerak dari batu catur itu. Bukan karena takut. Bukan pula karena malu. Tapi karena ia tahu—kata-kata yang sembarangan bisa membakar jalan keluar satu-satunya.Lidahnya seperti terikat. Tapi bukan karena tidak ada jawaban. Justru karena terlalu banyak.“Jika memang benar surat itu hilang,” ucapnya akhirnya, lambat, dingin, dan penuh perhitungan, “maka yang mengambilnya tentu bukan orang se

Weitere Kapitel
Entdecke und lies gute Romane kostenlos
Kostenloser Zugriff auf zahlreiche Romane in der GoodNovel-App. Lade deine Lieblingsbücher herunter und lies jederzeit und überall.
Bücher in der App kostenlos lesen
CODE SCANNEN, UM IN DER APP ZU LESEN
DMCA.com Protection Status