Detik berikutnya Brisa menggeliat pelan, kelopak matanya sedikit berkedut. "Brisa?" Brian segera mendekat, menatapnya penuh harap. Brisa mengerang pelan, matanya membuka sedikit. Pandangannya tampak buram, tetapi ketika ia melihat wajah Brian di depannya, air matanya langsung jatuh tanpa suara. "Sagara," suaranya lirih, hampir seperti gumaman. Brian mengepalkan rahangnya. "Brisa, dengar aku. Kau pingsan, tapi kau akan baik-baik saja. Coba tarik napas dalam." Brisa tidak menjawab, tetapi napasnya mulai tidak teratur, seakan masih berada dalam kepanikan yang mendalam. Brian segera menaruh telapak tangannya di punggung Brisa, mengusapnya perlahan. "Tenang, aku di sini! Tarik napas pelan, buang perlahan." Brisa mengikuti arahannya, meski tubuhnya masih gemetar. Napasnya mulai sedikit lebih stabil, tetapi wajahnya tetap pucat. Bu Tara langsung memeluk putrinya erat-erat, terisak dalam dekapan Brisa. "Sayang, kau membuat kami semua ketakutan." Pak Aryan juga mengusap punggung putri
Last Updated : 2025-03-28 Read more