Tidak terlihat ekspresi apa pun di atas wajah tampan dan elegan Hendro. Dia berkata dengan suara datar, “Masih belum.”Landy mendesak, “Pak Hendro, masalah ini mendesak. Kondisi penyakit Hana nggak bisa diulur lagi.”Andy menimpali, “Iya, Pak Hendro. Kali ini Hana masih bisa diselamatkan setelah jatuh pingsan. Gimana kalau lain kali Hana nggak bisa diselamatkan lagi?”Hendro berkata, “Aku akan mengaturnya.”Terdengar suara dering ponsel yang merdu. Ada panggilan masuk. Hendro mengeluarkan ponselnya. “Aku pergi angkat telepon dulu.”Hendro berjalan keluar.Hana menatap bayangan punggung Hendro meninggalkan ruangan sembari memikirkan sesuatu.Pada saat ini, Sutinah berjalan ke dalam. “Nona Hana, prosedur rawat inapmu sudah selesai diurus. Kamu bisa tinggal dengan tenang.”Selesai berbicara, Sutinah berjalan meninggalkan tempat.Hanya saja, Hana menghentikannya. “Sutinah, sebentar.”Sutinah menghentikan langkahnya, lalu berkata dengan sungkan, “Nona Hana, kamu ada perintah apa?”Hana ber
Baca selengkapnya