Semua Bab Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian: Bab 701 - Bab 710

Vero tersenyum. "Pak Morgan, kenapa nada bicaramu terdengar seperti ada rasa cemburu?"Morgan memandang senyum ceria vero. "Memangnya ada yang salah dengan perkataanku? Dulu setelah kamu melahirkan, kamu diam-diam menitipkan anak kita ke orang lain, lalu menghilang begitu saja. Bahkan, kamu menghilang selama lebih dari 20 tahun. Kalau aku nggak mencarimu, apa kamu berniat nggak akan kembali selamanya?"Vero tertawa dingin. Dulu, Tamara yang meracuninya. Di sekeliling Morgan, selalu ada Tamara. Dia tahu, anaknya sama sekali tidak bisa tinggal di ibu kota.Ketika Vero melahirkan anak mereka, itu adalah saat-saat yang membahayakan. Seseorang di pihaknya telah membawanya pergi. Selama bertahun-tahun, dia terjebak dalam kondisi koma akibat racun. Dia baru mulai sadar belakangan ini."Pak Morgan, masa lalu biarlah berlalu. Nggak ada yang perlu dibicarakan. Setelah hasil tes DNA keluar, beri tahu aku. Aku masih ada urusan, permisi dulu."Vero berkata sambil berbalik dan hendak pergi.Morgan b

Morgan memandang sosok Vero yang berjalan pergi. Langkahnya yang menggoyang-goyangkan pinggul dengan penuh pesona membuatnya tertawa saking kesalnya.Tamara mengangkat tangan dan hendak menyeka luka di sudut bibir Morgan. "Morgan, kamu nggak apa-apa?"Hanya saja sebelum tangannya menyentuh Morgan, pria itu langsung mundur satu langkah. "Aku balik dulu."Usai berkata demikian, Morgan berbalik dan pergi juga.Tangan Tamara tergantung di udara. Saat ini, tidak ada lagi orang di sana sehingga dia pun melepas topengnya. Ekspresinya berubah menjadi penuh kebencian dan kejahatan.Dia sangat membenci Vero.Tamara adalah anak dari sopir Keluarga Yale. Ayahnya meninggal saat menyelamatkan ayah Morgan. Setelah itu, dia pun menjadi yatim piatu.Berhubung Keluarga Yale berutang budi pada keluarganya, Morgan selalu sangat perhatian padanya. Mereka tumbuh bersama sejak kecil.Tamara sangat mencintai Morgan. Dia mengira, dia akan menikah dengan Morgan dan menjadi Nyonya Keluarga Yale.Namun, tiba-tiba

Tamara tersenyum. “Hana, melihat hubunganmu dengan ibumu begitu baik, Bibi Tamara juga ikut gembira.”Hana mendengus. “Bibi Tamara, kamu memang pintar sandiwara.”Pada saat ini, Hana melirik sekeliling. “Di mana ayahku?”Tamara tidak menatap Hana. Dia duduk di depan meja makan, lalu mengambil peralatan makan, mulai menyantap sarapannya dengan gerakan elegan. “Oh, Morgan sudah keluar sejak tadi pagi.”Tiba-tiba Hana merasa ada yang berbeda dengan Tamara. Padahal Hana belum datang, Tamara malah sudah makan sarapan duluan. Tamara yang dulunya sangat patuh dan berusaha untuk mendapatkan hati Hana tidak akan berani berbuat seperti ini.“Ke mana ayahku?”Tamara menyesap susu, lalu menjawab dengan acuh tak acuh, “Aku juga nggak tahu, tapi kepala pelayan pribadi Morgan datang pagi-pagi. Sepertinya dia bawa laporan pemeriksaan dari rumah sakit.”Laporan pemeriksaan?Hati Hana langsung merasa tegang. Dia pun bertanya dengan gugup, “Laporan pemeriksaan apa? Kenapa aku nggak pernah dengar dari Aya

Morgan juga menenangkan perasaannya, lalu berkata dengan datar, “Sudah keluar.”Morgan mengulurkan tangannya. Kepala pelayan pribadi menyerahkan laporan hasil tes DNA yang masih disegel kepadanya.Vero bergegas berdiri sembari menatap amplop yang masih disegel dengan gugup. “Sebenarnya Hana itu putri kita bukan?”Kesan Vero terhadap Hana tidak tergolong sangat bagus. Konon katanya, ibu dan anak itu memiliki ikatan batin. Vero sangat mencintai putrinya sendiri, tapi ketika melihat Hana, dia tidak sedikit pun merasa akrab. Perasaan seperti ini terasa sangat aneh.Vero sangat curiga sebenarnya Hana itu putri kandungnya dengan Morgan atau bukan.Morgan berkata, “Tadi hasil tes DNA baru saja keluar. Bukannya kamu buru-buru? Aku masih belum lihat, langsung kubawa kemari.”Mengenai soal putri, Morgan sangat memahami Vero. Waktu itu, Vero mengambil risiko untuk melahirkan putri ini. Jadi, mereka tidak mungkin bercanda dengan masalah putri mereka.Vero berkata, “Kalau begitu, jangan tunggu lagi

Vero berkata, “Aku nggak bisa nggak nakal! Memangnya bagian mana dari tubuhmu yang nggak pernah kusentuh. Kamu malah berlagak sok suci lagi?”Morgan terdiam.Tidak lama kemudian, kancing pakaian kemeja berjatuhan karena dirobek, menunjukkan bagian dada yang kekar. Tangan Vero mengusap otot kekar dan panas itu. Dia bagai seekor siluman ular yang menggantung di tubuh Morgan saja.Jakun Morgan bergerak. Dia membiarkan Vero untuk memeluknya.Suhu tubuh Morgan membuat Vero merasa lebih nyaman. Hanya saja, wajahnya masih terlihat sangat pucat. “Mengenai Hana ….”“Tenang saja. Anggotaku sudah ke sana. Nggak akan terjadi apa-apa,” hibur Morgan.“Bagus kalau Hana ingin bergabung dalam perusahaanku, tapi dia terlalu ambisius, ingin langsung naik ke puncak. Aku masih harus bicara sama dia.”Pendidikan Hana telah menjadi permasalahan yang paling membuat pusing Morgan dan Vero.Morgan berkata, “Aku mengerti.”Tiba-tiba Vero mengangkat kepalanya untuk melihatnya. “Morgan, tubuhmu terangsang!”Tatapa