Tamparan itu membuat wajah tampan Andreas menoleh ke samping.Yuvi mengepalkan tinjunya dengan penuh emosi. "Andreas, awalnya aku cuma menganggapmu hidung belang, dangkal, dan berengsek. Tapi setelah kejadian ini, aku benar-benar melihat jelas siapa dirimu. Demi mencapai tujuan, kamu tega melakukan apa pun, licik, rendah, bahkan tanpa batasan moral sedikit pun. Menurutmu, apa aku akan menikah dengan orang sepertimu?"Andreas perlahan menolehkan wajahnya kembali. Meski baru saja ditampar, dia sama sekali tidak marah. Sebaliknya, dia malah berbicara sambil tersenyum, "Yuvi, sekarang soal menikah denganku bukan lagi keputusanmu. Itu keputusanku!""Andreas, sebenarnya apa yang mau kamu lakukan?""Pak Wilbert dari perusahaan multinasional itu sudah datang ke ibu kota. Dia adalah temanku. Kalau kamu nggak mau nikah denganku, aku bisa langsung menemuinya sekarang juga. Aku akan memintanya menghentikan kerja sama dengan Grup Limoto. Kalau kerja sama itu batal, tunggu saja rantai keuangan Grup
続きを読む