Sofia mendengus pelan di balik jeruji kaca pembatas ruang kunjungan. Matanya tajam menatap Aura, bagai belati yang siap menyayat siapa pun yang berani menantangnya. Aura duduk diam di seberangnya, kedua tangannya terkepal di atas meja logam, mencoba tetap tenang meski napasnya terasa berat di dada."Aku cuma mau satu hal darimu." Suara Aura lirih namun mantap. "Hentikan semua ini, Sofia. Gosip, fitnah, ancaman. Vina bukan anak Rey, dan kamu tahu itu. Jangan rusak hidup orang lain hanya karena kamu kehilangan kendali atas hidupmu sendiri."Sofia tertawa pelan, getir, lalu merunduk sedikit, mendekat ke celah kaca. "Kehilangan kendali? Tidak, sayang. Aku tidak pernah kehilangan kendali. Justru karena aku tahu siapa yang seharusnya berkuasa, aku lakukan semua ini.""Apa maksudmu?" Aura memicingkan mata."Kau tahu kenapa Rey bisa menjadi pewaris D’Amartha? Karena Doni. ayah mertuaku, lebih percaya pada anak pungut daripada darah dagingnya sendiri. Doni pikir Dion terlalu lemah. Padahal, ak
Terakhir Diperbarui : 2025-05-30 Baca selengkapnya