Siluet pertama menyala merah menyala, dengan aura panas membara yang membuat udara di sekelilingnya berdesis. Api menjilat lantai setiap kali ia bergerak.Siluet kedua tampak samar—seperti cermin pecah yang terus berubah bentuk. Ilusi mengalir dari tubuhnya, membuat kenyataan bergelombang, menyimpang, seolah-olah lorong itu sendiri mulai memutarbalikkan wujud.Siluet ketiga... Tak bisa dilihat. Tak berbentuk. Tapi ada. Tekanan mentalnya menghantam seperti ribuan jarum yang menembus kulit kepala, menusuk syaraf, mencabik fokus dan keseimbangan. Helena nyaris terhuyung, tapi ia menggigit bibir bawahnya sendiri, menahan rasa ingin muntah yang menghantam tenggorokan."Konsentrasi, Helena ..." gumamnya dengan tekad kuat.Siluet pertama menyerang duluan—sebuah sabetan api membelah udara, menyala terang seperti kilatan petir neraka.Helena melompat tinggi, tombaknya berputar dalam genggaman, menciptakan lengkungan cahaya di udara. Ia menghindar, lalu dalam gerakan balik yang mulus, me
Last Updated : 2025-05-18 Read more