Lelaki berkumis tebal itu tanpa risih sedikit pun mengecupi pipi dan leher Ayunda di ruang mewah itu. Di sana, di bawah sorot lampu kristal yang gemerlap, Adit berdiri terpaku, menyaksikan adegan yang membuatnya muak sekaligus iba. Seorang pengawal bertubuh kekar berdiri tak jauh dari Pak Wibisono, ekspresinya datar, seolah pemandangan itu adalah hal lumrah.Adit menunduk, berusaha mengalihkan pandangannya ke karpet tebal bermotif klasik di bawah kakinya. Ia merasa seperti seorang penyusup di tengah transaksi yang menjijikkan ini. Malu? Tentu saja. Marah? Lebih dari itu. Namun, ia tak punya hak untuk menghentikannya. Ia hanya seorang pengawal, diperintahkan untuk memastikan Ayunda aman. Ironis.“Ayunda sayang, kamu mau bermain di sini? Di lihat orang lain, rasanya lebih menggairahkan loh!” goda Pak Wibisono.Adit mengumpat dalam hati. Kenapa hal seperti itu terjadi lagi. Sebelumnya, pak Surya itu juga demikian. Namun sepertinya, Pak Wibisono itu tak separah Pak Surya.“Hihihi, nggak m
Last Updated : 2025-05-19 Read more