Lyra beringsut menjauh hingga merapat ke pintu mobil.Matanya membulat saat melihat Dastan melemparkan jasnya begitu saja ke samping. Gerakannya santai, seolah benar-benar tak menyadari bahwa ia baru saja melemparkan bom kecil ke dalam ruang sempit itu.“Dastan!” seru Lyra panik. “Apa yang kau lakukan?”“Membuktikan bahwa aku pria normal,” jawab Dastan dengan nada tenang, seraya melonggarkan dasi serta membuka satu kancing kerah bajunya. Tatapannya tajam, tapi juga main-main, menyiratkan bahwa ia sangat menikmati kepanikan Lyra.Lyra buru-buru meraih tas dan menaruhnya di pangkuan, seperti tameng. “Tunggu, ini tidak lucu. Kita sedang dalam mobil, dan... Charlie ada di depan!”“Sekat sudah tertutup,” ujar Dastan ringan. “Kau sendiri yang bilang, jangan di sembarang tempat. Nah, mobil pribadi kita bukan sembarang tempat, bukan?”Lyra menggeleng cepat, wajahnya makin merah padam. “Dastan, tolong. Aku benar-benar butuh fokus hari ini. Tolong jangan buat pikiranku terganggu dengan hal-hal
Last Updated : 2025-06-08 Read more