Suara itu datang dari pintu. Datar, berat, dan sangat familiar. Lyra berbalik cepat.“Dastan?!” Ia mundur selangkah, tangannya memegangi bagian dada gaun seolah belum sepenuhnya siap dilihat.Dastan berdiri bersandar di ambang pintu, satu tangan di saku, sorot matanya dalam menelisik. Tak ada senyum di wajahnya, tapi tatapannya cukup membuat Lyra sulit bernapas.“Aku kira… kau sedang keluar…” gumam Lyra cepat, gugup, lalu mencoba membenahi posisi tali gaun yang sudah benar.“Hanya di ruang kerja,” jawab Dastan singkat, berjalan pelan mendekat beberapa langkah.Lyra menelan ludah. “Jadi? ‘Lumayan untuk siapa’?,” tanya Dastan. “Aku juga ingin tahu.”Lyra mendesah. “Itu hanya… ekspresi diri. Aku sedang mencoba menyesuaikan tampilan untuk gala sosial lusa nanti."Dastan mendekat lagi, berhenti tepat beberapa langkah dari cermin. “Kalau begitu, kau ingin pendapat?”“Ya… sebenarnya,” jawab Lyra ragu. “Kelihatan bagus, atau tidak?”Dastan menatapnya lebih lama sebelum menjawab, lalu berkat
Last Updated : 2025-06-01 Read more