Lyra keluar dari kamar Dastan dengan langkah hati-hati, menenangkan detak jantungnya yang masih belum sepenuhnya stabil usai kejadian absurd tadi.Udara di lorong terasa lebih segar, atau mungkin itu hanya efek dari dirinya akhirnya bisa mengambil napas panjang setelah terus berada dalam ketegangan. Ia menuju dapur utama, berniat menanyakan soal minuman untuk tamu yang tak lain adalah calon mertuanya sendiri.Begitu melangkah ke dalam, beberapa pelayan langsung menoleh dan tersenyum ramah. Alba, menyambut Lyra dengan tatapan penuh arti."Selamat pagi, Nona Lyra. Kami sudah siapkan teh jahe dan camilan ringan untuk Tuan Besar. Apakah boleh langsung kami antar?"Lyra mengangguk pelan, lalu tersenyum sopan. "Boleh. Maaf, aku terlambat menyampaikannya, barusan... suasananya agak canggung di kamar."Salah satu pelayan muda menutup mulutnya, terkikik. "Wah, canggung karena Tuan Besar datang tanpa kabar, atau... karena Nona terlalu betah di kamar Tuan Dastan?"Pelayan lain menyikut temannya
Last Updated : 2025-05-08 Read more