**Dastan mencoba menahan diri. Rahangnya mengeras. Ia tidak menoleh. Karena melihat wajah itu malam ini, akan meruntuhkan tembok ketangguhan hatinya."Ada banyak rapat di kantor," jawabnya singkat, suaranya datar dan berat, seperti seseorang yang kelelahan dan ingin menyudahi semua percakapan sebelum dimulai.“Aku hanya ingin menanyakan keadaanmu...” Kata-kata itu membuat Dastan kembali terdiam. Masih membelakangi Lyra, jemarinya yang tadi menggenggam gagang pintu perlahan terkulai, namun tubuhnya tetap tak berbalik.“Aku baik-baik saja, tak perlu khawatir,” sambung Dastan pelan, menunduk, seolah berbicara pada lantai—atau mungkin pada dirinya sendiri. Udara di antara mereka jadi pekat, setiap kata menyimpan bara yang siap membakar kapan saja. Tapi Lyra tak bergeming dari tempatnya berdiri di balik bayangan, matanya sayu memperhatikan punggung pria itu. Terasa semakin jauh, meski hanya beberapa langkah dari tempatnya berdiri.Dastan akhirnya menghela napas. Ada ribuan kata ingin i
Last Updated : 2025-05-12 Read more