Nancy mengangkat gaun Lyra sedikit dan matanya langsung membelalak. “Satu tali sepatumu putus, Ly, pergelangan kakimu… sepertinya keseleo.”Lyra mengangguk lemah, wajahnya pucat. Pergelangan kakinya terasa berdenyut setiap digerakkan. “Aku masih bisa jalan,” bisiknya, walau nada suaranya tak meyakinkan.“Astaga. Ini semua makin kacau,” gumam Nancy, hampir putus asa. Tapi ia tetap merangkul Lyra dengan erat, mencoba menenangkan.Pintu altar tinggal beberapa langkah saja di depan mereka. Tapi kini, jalan menuju sana terasa lebih panjang dan penuh luka daripada sebelumnya.Di balik pintu itu, ada gedung megah yang dipenuhi kilauan kristal dan bunga segar. Musik lembut mengalun mengisi udara. Para tamu duduk rapi, mengenakan pakaian terbaik mereka, menanti momen sakral yang seharusnya sudah dimulai. Namun, menit demi menit berlalu, dan mempelai perempuan tak kunjung muncul di ambang pintu.Talia Sasmita mulai kehilangan kesabarannya. Ia menoleh ke segala arah, ekspresinya tegang dan kesal
Last Updated : 2025-05-17 Read more