Ivy membuka pintu kamar Vania dengan perlahan. Di dalam, terlihat Vania tengah duduk di atas ranjang, menatap kosong ke arah jendela.“Aku boleh masuk?” tanya Ivy lembut dari ambang pintu.“Tentu. Ini kan rumah kamu,” jawab Vania tanpa menoleh.Ivy melangkah masuk, membawa sepiring nasi dan semangkuk sop ayam yang masih mengepul hangat.“Ini dimakan dulu, ya,” ucapnya seraya meletakkan makanan di meja kecil di samping ranjang.Vania menoleh, menatap Ivy dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ivy menangkap tatapan itu dan mengernyit pelan, kebingungan.“Kenapa? Kok kayak mau nangis?” tanyanya pelan.Vania menggigit bibirnya lalu berkata lirih, “Kamu kenapa sih masih baik sama aku? Padahal aku udah jahat banget ke kamu.”Ivy menghela napas pelan. Ia duduk di pinggir ranjang lalu menatap Vania dengan tatapan tenang.“Kamu udah jujur aja aku udah senang, kok. Akhirnya aku nggak penasaran lagi sama semuanya,” kata Ivy.Ucapan itu membuat hati Vania semakin terenyuh. Ia merasa bersalah, tapi
Last Updated : 2025-06-03 Read more