Ivy terbangun dalam pelukan Evan. Lengan pria itu masih melingkar lembut di tubuhnya, menjadi bantal yang tak disengaja. Ruangan remang-remang, hanya disinari lampu tidur yang temaram di pojok kamar. Ivy mengecek ponselnya yang ternyata masih pukul dua dini hari. Ia mengerjapkan mata perlahan. Ia baru ingat telah tertidur sejak pukul enam sore, bahkan melewatkan makan malam.Dengan pelan, Ivy mencoba melepaskan diri dari pelukan Evan. Ia berhati-hati agar tak membangunkannya. Saat akhirnya berhasil bangkit dari ranjang, kepalanya terasa sedikit sakit. Namun ia tidak begitu memperdulikannya, ia memilih untuk berjalan pelan menuju kamar mandi.Di dalam kamar mandi, Ivy menyalakan lampu dan berjalan ke arah wastafel. Setelah buang air kecil, ia menatap cermin dan langsung terdiam. Bayangan dirinya terpampang jelas. Rambutnya kusut, pipinya pucat, serta matanya sembab dan bengkak. Terlihat jelas karena terlalu lama menangis. Ivy menghela napas panjang, dadanya kembali sesak, apalagi k
Dernière mise à jour : 2025-06-16 Read More