Sunyi. Angin menggoyang daun-daun kering yang menggantung di pohon-pohon tua. Debu beterbangan di antara rumah-rumah lapuk, dindingnya menghitam, jendelanya kosong tanpa kaca. Perkampungan mati itu seperti bayangan dari masa lalu yang tertinggal, terlupakan oleh peta, ditinggalkan oleh waktu.Dan di salah satu rumah yang masih berdiri Reina terbangun dalam gelap, tangan terikat kasar ke tiang kayu. Mulutnya dilakban. Nafasnya berat, paru-parunya terasa sesak oleh debu dan hawa lembab yang menusuk.Mereka tidak berkata apa pun. Penculik itu hanya menatapnya lalu pergi. Tanpa motif yang jelas. Tanpa tuntutan. Hanya menyalakan kaleng minyak tanah, menyiram lantai, dan...“Ceklik.”Satu korek api dinyalakan, lalu dilempar.Api merambat cepat. Menjilat tirai, menyapu karpet, lalu memanjat dinding kayu seperti lidah iblis yang kelaparan.Reina menjerit, tertahan oleh lakban. Kakinya menghentak, tubuhnya menggeliat, tapi tali pengikatnya terlalu kuat. Panas mulai terasa di kulit. Asap menye
Last Updated : 2025-07-01 Read more